Dampak Horor Kekeringan di Pantura Jabar Kala El Nino Tiba

Dampak Horor Kekeringan di Pantura Jabar Kala El Nino Tiba

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 15 Jun 2023 04:15 WIB
Ilustrasi Musim Kemarau
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/happy8790)
Bandung -

Jawa Barat bakal menghadapi fenomena iklim El Nino yang salah satu dampaknya adalah kekeringan. Pantai utara (Pantura) Jabar jadi wilayah yang paling rawan mengalami dampak kekeringan akibat El Nino ini.

Seperti diketahui, fenomena El Nino ini bakal membuat periode musim kemarau menjadi lebih panjang. Karena itulah wanti-wanti soal dampak kekeringan sudah digaungkan baik oleh BMKG maupun pemerintah.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar, Yanti Hidyatun Zakiah mengatakan, El Nino jelas bakal mempengaruhi tingkat kebasahan dari lahan pertanian di Jabar khususnya wilayah Pantura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itulah, Yanti mengungkapkan jika penanganan dan pencegahan kekeringan kini jadi fokus utama yang bakal dilakukan pihaknya, terutama di wilayah Indramayu yang dikenal sebagai lumbung padi nasional.

"Kami fokus di daerah lumbung pangan, dan daerah Indramayu itu paling luas hampir 230 ribu hektar, dan itu luas sawah di Indramayu. Kemudian Karawang. Jadi memang kita fokus di daerah Pantura yang merupakan daerah rawan kekeringan," ujar Yanti, Rabu (14/6/2023).

ADVERTISEMENT

Upaya yang kini sedang disiapkan untuk mengantisipasi gagal tanam akibat dampak El Nino yakni membuat skema agar para petani di Pantura untuk mempercepat masa tanam hingga panen.

Selain itu, komoditas tanaman yang tahan akan kekeringan juga dianjurkan untuk mulai ditanam.

"Pertama kita melakukan percepatan tanan. Jadi sebetulnya sekarang ini masih ada sisa-sisa hujan. Jadi dilakukan percepatan tanam, kemudian yang kedua menggunakan paritas-paritas pertanian tahan kekeringan dan berumur pendek antara 85 - 95 hari," ujarnya.

Bukan cuma soal kekeringan, El Nino juga menimbulkan ancaman hama yang menjadi musuh petani. Hama wereng batang coklat jadi ancaman yang bisa merugikan petani di musim kemarau nanti.

"Di Jabar yang paling banyak WBC hama Wereng Coklat dan itu yang menyebabkan kering dan cokelat. Itu banyak di daerah-daerah Pantura Sehingga banyak padi-padi yang fuso," jelas Yanti.

Namun untuk sekarang menurut dia Jabar masih dalam kondisi aman dari ancaman kekeringan berdasarkan laporan Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH). Meski begitu dia meminta agar para petani khususnya mewaspadai dampak dari El Nino ini.

Sebab, berdasarkan data 10 tahun terakhir, kasus kekeringan hampir selalu terjadi di Jabar saat musim kemarau. Puncaknya pada 2015 dan 2019 lalu dimana kurang lebih 95 ribu hektare area pertanian mengalami kekeringan.

"Tetapi rata-rata selama 10 tahun terakhir di 32 hektare lahan kekeringan yang terjadi di Jabar yang diakibatkan El Nino. Sebagian di Pantura dan memang kebanyakan di Pantura untuk lahan kekeringan yg biasanya yang musim tanamnya 1 - 2 kali," pungkasnya.

Simak Video 'Waspada El Nino dan IOD, Ini Sejumlah Wilayah RI yang Berisiko Kekeringan':

[Gambas:Video 20detik]




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads