Minat kerja ke luar negeri masih jadi primadona bagi warga Kabupaten Indramayu. Namun, karena adanya pergantian sistem, jumlah pendaftar lebih relatif masih sedikit.
Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Indramayu mencatat hingga April 2023 kemarin, jumlah pendaftar kerja ke luar negeri baru mencapai 2.977 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Penurunan itu jumlah pendaftar bukan karena minim peminat. Melainkan karena adanya pergantian sistem pendaftaran selama hampir 2 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendaftaran kemarin di bulan April agak sedikit karena ada pergantian sistem jadi sempat stuck hampir dua bulan jadi pendaftaran kurang," kata Petugas Pengantar Kerja Disnaker Kabupaten Indramayu, Sukirman di LTSA PPMI, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: 56 Persen Tenaga Migran Asal Jabar Ilegal! |
Dalam hitungan rata-rata, animo pendaftar per bulan masih di kisaran angka 1000 pendaftar. Bahkan, diperkirakan data pada akhir bulan Mei nanti bisa tembus di angka 5 ribu CPMI.
"Ini sedikit mas, karena pergantian sistem. Mungkin kalau update Mei bisa 5 ribu lebih mas. Dulu perbulan bisa nyampe 1000-an pendaftar," ujarnya.
Menurutnya, para calon pekerja migran itu mayoritas mendaftar kerja ke negara-negara Asia. Seperti Taiwan, Hongkong dan Singapura.
Calon PMI memilih berbagai jenis pekerjaan. Mulai dari operasi produksi di pabrik hingga pengasuh jompo maupun ibu rumah tangga.
"Dominan masih negara Taiwan. Dia (jumlah pendaftar) bisa di atas 40 persen," katanya.
Sedangkan, hingga April kemarin terdapat 5.937 pekerja yang sudah mendapatkan penempatan kerja di luar negeri. Data tersebut merupakan komulatif dari PMI yang melakukan pendaftaran di tahun 2022 lalu.
(yum/yum)