Rentetan peristiwa memilukan membawa kabar duka bagi 3 kampus di Jawa Barat (Jabar). Mulai dari ITB, Unpad hingga Telkom University (Tel-U), kehilangan mahasiswanya akibat musibah yang terjadi sepekan terakhir ini.
Mahasiswa ITB Meninggal saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak
Kabar duka pertama datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Muhammad Rasyid Ghifary, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknis Mesin dan Dirgantara ITB meninggal dunia saat uji coba menerbangkan pesawat tanpa awak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa yang merenggut nyawa Fary, sapaan akrabnya, terjadi di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung pada Selasa (6/6/2023). Saat itu, Fary bersama rekannya yang tergabung dalam UKM Aksantara ITB tengah melakukan uji terbang pesawat tanpa awak bernama Fixed Wing dengan misi sesuai kriteria Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yaitu misi pengawasan atau surveillance.
Pesawat berwarna dominan oranye itu sendiri dibuat dengan bobot 8,5 kilogram, lebar sayap 2.540 mm, panjang 1.420 mm, dan aspect ratio 10,2. Kecepatan terbangnya diklaim bisa menyentuh angka maksimal (cruising speed) 20 meter per detik dan kecepatan sebelum jatuh (stall speed) 12 meter per detik.
Selasa sore, Fary dan rekannya sudah tiba di Lanud Sulaiman. Sejumlah peralatan lalu dipersiapkan, salah satunya alat pelontar untuk melakukan uji terbang pesawat tanpa awak ini.
Dalam keterangan tertulisnya, Biro Komunikasi ITB menjelaskan alat lontar pesawat nirawak itu berupa karet elastis besar yang disangkutkan pada sebuah pasak besi besar. Namun sayangnya, setelah beberapa kali dijajal, Fary dan rekannya belum berhasil memasang komponen penting dari pesawat tanpa awak itu.
Tapi, Fary dan rekannya tak patah arang. Lokasi alat pelontar itu kemudian dipindahkan supaya uji terbang pesawat yang mereka siapkan bisa berjalan lancar.
Masalah ini rupanya menjadi petaka bagi Fary. Setelah memindahkan lokasi pelontar, tanah tempat pasak itu dipasang sudah tercampur lumpur yang membuat alat tersebut tidak begitu kuat menahan beban uji coba pesawat.
Dan betul saja, petaka ini akhirnya datang. Karena struktur tanah yang berlumpur, pasak alat pelontar itu malah terhempas ke arah Fary di lokasi kejadian. Ia lalu tertusuk pasak tersebut di bagian rahang bawah kanannya.
Situasi kepanikan langsung melanda rekan-rekan Fary di sana. Fary sendiri langsung dilarikan ke RSAU Lanud Sulaiman, sementara rekannya segera menghubungi pihak keluarga serta dosen pembimbing Aksantara.
Namun sayang, nyawa Fary tidak bisa diselamatkan. Berdasarkan pemeriksaan elektrodiagram (EKG), Fary dinyatakan meninggal dunia pada pukul 17.44 WIB karena mengalami luka tumpul.
Kepergian Fary pun membawa duka mendalam bagi Citivas Akademika ITB. Mewakili Rektor ITB, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto turut berduka cita atas insiden tersebut.
"Rektor ITB beserta jajaran mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga (orang tua) Fary yang juga merupakan alumni ITB dan kepada keluarga besar FTMD atas berpulangnya Fary," katanya.
ITB juga tak tinggal diam setelah insiden ini. Naomi memastikan ITB bakal melakukan investigasi dengan mengutus dosen pembimbing UKM Aksantara dan dosen FTMD.
"Investigasi dilakukan Dosen pembimbing UKM Aksantara dan dosen dari FTMD. Hingga saat ini belum ada kabar bahwa UKM Aksantara akan dibekukan, namun pimpinan ITB menghimbau agar semua mahasiswa yang berkegiatan di UKM untuk selalu bertindak hati-hati dalam berkegiatan," pungkasnya.
Seorang wisatawan tewas tenggelam di Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Nahas, wisatawan ini tewas saat berupaya menolong temannya yang terseret arus.
Wisatawan yang tewas setelah tenggelam ini, diketahui bernama Agi Trisatya Saputra. Agi tewas tenggelam pada Jumat (9/6) sore kemarin di Pantai Santolo, yang berada di Kecamatan Cikelet, Garut.
Menurut informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, Agi saat ini tinggal di Asrama mahasiswa Unpad yang berada di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Kasat Polairud Polres Garut AKP Anang Sonjaya mengatakan, kejadian tersebut bermula saat Agi dan sejumlah rekannya sedang berenang di Pantai Santolo sekitar pukul 16.00 WIB. Tak lama setelahnya, Agi dan sejumlah rekannya mendengar teriakan dari seorang temannya bernama Raya, yang saat dilihat terseret arus ombak Pantai Santolo.
Melihat hal tersebut, Agi bersama seorang temannya bernama Nadif berupaya menolong Raya. Namun nahas, Agi malah terseret ombak dan tenggelam. "Sedangkan Raya dan Nadif berhasil menyelamatkan diri," kata Anang kepada detikJabar, Sabtu (10/6/2023).
Petugas serta warga setempat yang melihat insiden itu, langsung berupaya melakukan pencarian. Tak lama berselang, Agi berhasil ditemukan oleh petugas dalam keadaan tak sadarkan diri.
Agi kemudian langsung dievakuasi ke Puskesmas Cikelet. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter di puskesmas. "Dari keterangan petugas medis, kemungkinan korban meninggal dalam perjalanan," katanya.
Korban kemudian langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Agi sendiri diketahui merupakan seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Mahasiswa Tel-U Menghilang
Mahasiswa Telkom University Putu Arjuna Nugraha Eka Wana (20) dikabarkan hilang sejak Minggu (4/6/2023). Pria tersebut terakhir hanya izin kepada temannya untuk keluar rumah dengan mengendarai motor.
Septriyana, ibu Arjuna mengungkapkan mendapat kabar hilang anaknya pada Senin 5 Juni 2023. Kemudian dirinya mencoba menghubungi keluarganya yang ada di Bandung untuk melakukan pengecekan.
"Iyah kalau kami di Kalimantan di kasih kabar itu hari Senin sekitar jam 10 pagi. Saya yang di Kalimantan langsung kaget luar biasa. Makanya saya minta keluarga yang di Bandung untuk segera mengecek, memang nggak ada," ujar Septriyana, saat dihubungi detikJabar, Jumat (9/6/2023).
Pihaknya mengaku, tak bisa langsung pergi ke Bandung. Pasalnya memesan tiket pesawat memerlukan waktu. Saat sampai di Bandung, Septriyana mengaku langsung datang ke kampus tempat anaknya kuliah. Hal tersebut dilakukan guna melakukan konfirmasi ke pihak kampus.
Dirinya pun melakukan konfirmasi kepada dosen pembimbingnya. Bahkan dalam penuturannya pun anaknya tersebut merupakan anak yang baik. Bahkan, Arjuna sepanjang kuliah tidak pernah nongkorong di luar. Setelah selesai kuliah pun pasti langsung pulang ke rumah. Menurut dia anaknya lebih senang makan bersama temannya.
"Saya juga sempat nanyain Arjuna punya cewek nggak, emang kata anak-anaknya nggak ada. Memang jarang ngomongin tentang cewek, kalau ngobrol ya tentang animasi, novel dan lain-lain. Dia jarang kumpul-kumpul organisasi, paling kerja kelompok anak-anak kelasnya aja," bebernya.
Septriyana mengaku telah membuat laporan kehilangan ke Polsek Bojongsoang. Hal tersebut dilakukan guna memudahkan pencarian kepada anaknya. "Habis dari kampus itu saya langsung laporan ke Polsek Bojongsoang. Saya pun bilang ke polisinya kita komunikasi selalu lancar, apapun terbuka, gak ada masalah apapun," kata dia.
Menurutnya, anaknya tersebut telah tinggal di Podomoro selama dua minggu silam. Sebelumnya dia tinggal di asrama di kampusnya.
"Dia tinggal di Podomoro baru dua minggu, karena dia mau naik tingkat ke semester 3. Jadi udah nggak di asrama lagi. Awalnya tinggal sendiri, kemudian ajakin temen sekamarnya yang di asrama, jadi tinggal berdua," ungkapnya.
Dia menambahkan telah melakukan pencarian ke berbagai tempat. Bahkan dirinya menyusuri setiap jalan yang selalu disusuri anaknya jika menuju kampus.
"Kami dari keluarga, pas besoknya Rabu saya mendatangi ke setiap rumah sakit terdekat. Apakah ada yang di rawat di situ kan, bisa hubungi saya," tuturnya.
"Terus kita ke yayasan yatim piatu, kita datangin. Sampai ke tempat rute dia ke kampus, saya telusuri, sampai ke tempat-tempat sampah. Saya datang ke Dinsos, bahkan sampai ke terminal-terminal juga nyari. Makanya sudah saya upayakan pencarian, dari pagi sampai malem, tapi memang gak ada," tambahnya.
Kapolsek Bojongsoang Kompol Hikmat Wibawa membenarkan telah menerima laporan kehilangan mahasiswa tersebut. Menurutnya orang tuanya datang dua hari setelah anak tersebut hilang.
"Iyah benar ada laporan orang hilang. Dua hari setelah hilang, Selasa kemarin lah," ujar Hikmat, kepada detikJabar.
Pihaknya pun menyarankan supaya orang tua tersebut untuk mencari informasi ke lingkungan mahasiswa tersebut. Pasalnya, kata dia, anak yang hilang tersebut telah beranjak dewasa.
"Kita mah menyarankan orang tuanya untuk tanya-tanya dulu ke temennya. Soalnya ini usianya udah gede, sulit juga kan. Tapi kita juga turut melakukan penyelidikan," pungkasnya.
Arjuna terakhir ijin keluar kepada temannya dengan mengendarai kendaraan sepeda motor Honda Genio No. Pol :D-5133-ADM. Kemudian bilang akan pulang malam, namun sampai sekarang tidak ada kabar dan tidak diketahui keberadaannya.
Adapun ciri cirinya:
1. Wajah bulat, kulit warna sawo matang, menggunakan kaca mata,
2. Rambut tebal lurus hitam, alis tebal,
3. Tinggi badan +/- 165 cm, berat badan 60 kg,
4. Tahi lalat di atas daun telinga, tanda luka jait di bawah bibir.
5. Pakaian yang terakhir menggunakan jaket (hoodie) warna hitam abu abu, celana panjang, sepatu sneaker warna hitam.
Simak Video "Video: Kesederhanaan Siswa Kurang Mampu di Pelosok Sumbar Lolos Masuk ITB"
[Gambas:Video 20detik]
(ral/dir)