Namun di balik keseruan wisata murah meriah tersebut, terdapat mitos terkait larangan membawa monyet ataupun anak monyet dari kawasan tersebut.
Pardi (45), pemilik warung di kawasan Jembatan Citarum lama, mengatakan warga mempercayai jika siapapun yang membawa anak monyet dari tempat tersebut, maka rumahnya akan diteror kawanan monyet saat malam hari.
"Pernah kejadian ada yang bawa pulang anak monyet di sana, kemudian malamnya rumah orang yang menculik anak monyet itu dikepung kawanan monyet. Tapi pagi harinya tidak ada kawanan monyet itu," kata dia.
Setelah beberapa hari diteror, kemudian orang tersebut mengembalikan anak monyet pada kawanannya di Jembatan Citarum Lama.
"Setelah mengembalikan anak monyetnya, teror itu menghilang," kata dia.
Pardi mengatakan, karena kepercayaan tersebut, tidak ada satupun orang yang berani menculik atau membawa pulang monyet dari sana.
Selain adanya mitos tersebut, jumlah monyet di sana juga tidak pernah bertambah. Baik karena ada monyet yang mati ataupun pergi apabila ada anak monyet yang lahir.
"Jumlahnya selalu 70 ekor monyet. Kadang ada yang mati saat anak monyet lahir. Ada juga yang pergi dari kawanannya. Sehingga jumlahnya tidak pernah lebih dari 70 ekor. Itu jadi salah satu keunikan juga," pungkasnya. (mso/mso)