Geng motor akhir-akhir ini semakin meresahkan. Belum lama ini, Kota Bandung gempar dengan aksi pengeroyokan dan pembacokan dua pemuda.
Hal ini tentu tak hanya membuat Kota Bandung yang waspada, daerah lain di Jawa Barat pun turut awas soal hal ini. Di kabupaten Cianjur misalnya, jika ada pelajar yang menjadi anggota geng motor harus menanggung sanksi.
Bupati Cianjur Herman Suherman, pihaknya bakal memberi perintah untuk mengeluarkan siswa yang terlibat atau bergabung dengan geng motor. Hal itu dilakukan untuk menekan pertumbuhan geng motor yang meresahkan di Kota Santri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman mengaku sudah berkomunikasi dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terkait sanksi tegas tersebut.
"Sudah saya sampaikan ke Polres, Kejaksaan, dan lainnya agar ada sanksi tegas untuk siswa atau pelajar yang ikut geng motor. Salah satunya dengan mengeluarkan anak tersebut dari sekolah," ucap Herman, Rabu (7/6/2023).
Menurutnya untuk pelajar tingkat SMP, kebijakan bisa langsung diambil oleh pemerintah daerah. Namun untuk pelajar SMA/SMK, harus berdasarkan kebijakan Disdik Jabar.
"Nanti kita akan komunikasikan juga dengan KCD Disdik Jabar di Cianjur untuk sama-sama menerapkan sanksi tersebut," kata dia.
Namun, sanksi harus tetap dilakukan secara bertahap. Mulai dari teguran, pembinaan, hingga akhirnya sanksi dikeluarkan dari sekolah. Selain itu siswa yang disanksi akan dicek terlebih dulu keanggotannya di geng motor tersebut.
"Dicek dulu apakah memang tergabung atau sekadar ikut-ikutan. Kalau memang terdaftar sebagai anggota, akan diberi dulu peringatan dan pembinaan agar segera keluar dari geng motor tersebut," kata dia.
"Kalau membandel dengan tetap bergabung geng motor, apalagi sampai melakukan tindakan yang meresahkan hingga tindak kriminal, maka akan diterapkan sanksi tegas hingga dikeluarkan dari sekolah," lanjutnya.
Herman menjelaskan sanksi tersebut perlu dilakukan sebagai efek jera bagi generasi muda terutama pelajar untuk fokus pada pendidikan dan tidak terlibat geng motor.
Ia berharap supaya tidak ada lagi geng motor di Cianjur, mengingat mayoritas anggotanya masih berstatus pelajar. "Makanya kita antisipasi. Tapi ini baru rencana, sedang disusun peraturannya," ujarnya.
(orb/orb)