Namun pihak Unsil membantah bahwa mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsil itu akan diwisuda. Alih-alih akan diwisuda, mahasiswa angkatan tahun 2016 ini justru terancam drop out (DO) akibat belum menuntaskan studinya.
"Mahasiswa tersebut tidak diwisuda, karena masih banyak SKS yang belum diselesaikan," kata Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Kerjasama Unsil, Ade Rustiana, Senin (5/6/2023).
Ade menjelaskan status Atra saat ini tercatat sebagai mahasiswa aktif, namanya juga masih tercatat di pangkalan data DIKTI. Tapi saat ini dia terancam DO, karena dia hanya punya waktu sampai Juli 2023 mendatang. Sementara masih banyak SKS dan kewajiban akademik yang harus diselesaikan.
"Memang kecil kemungkinan lulusnya, menyelesaikan SKS dalam waktu dua bulan. Besar kemungkinan yang bersangkutan DO," kata Ade.
Dia menambahkan Atra sudah belajar selama 14 semester atau 7 tahun, namun masih banyak kewajiban yang belum diselesaikan.
Sementara itu terkait hilangnya keberadaan Atra, Ade mengatakan pihak Unsil tidak bertanggung jawab.
"Terkait hilangnya yang bersangkutan itu bukan urusan kampus karena mahasiswa tersebut sudah cukup dewasa. Sehingga kami tegaskan itu tidak terkait dengan Unsil," kata Ade.
Ade juga mengatakan pihak Polres Kuningan sempat menghubungi pihak kampus untuk melakukan konfirmasi terkait Atra yang dilaporkan hilang oleh orang tuanya.
"Sempat ada polisi yang melakukan klarifikasi terkait pelaksanaan wisuda. Kemudian siang ini pihak orang tua mahasiswa juga rencananya akan datang ke sini untuk klarifikasi," kata Ade. (yum/yum)