Kisah Ibu Muda 'Banjir' ASI gegara Sindrom Langka

Kabar Internasional

Kisah Ibu Muda 'Banjir' ASI gegara Sindrom Langka

Tim detikHealth - detikJabar
Selasa, 06 Jun 2023 02:00 WIB
breast milk in plastic bags on refrigerator shelf, frozen mother milk  for infant, breastfeeding
Ilustrasi ASI (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ratchat)
Jakarta -

Seorang ibu muda di Oregon, Amerika Serikat mengidap sindrom langka yang membuatnya bisa memproduksi ASI jauh lebih banyak dari wanita umumnya, yaitu bisa mencapai 5 liter dalam sehari.

Dilansir dari detikHealth, Elisabeth Anderson-Sierra adalah ibu dari tiga orang anak yang divonis mengidap hyperlactation syndrome sejak tahun 2014. Penyakit tersebut membuat payudaranya memproduksi ASI dalam jumlah yang jauh lebih banyak.

"Saya memasuki pertengahan kehamilan pertama saya saat saya menyadari ada sesuatu yang salah. Usia kandungan saya baru 13 minggu, tapi saya sudah memproduksi ASI dalam jumlah yang sangat banyak, sekitar 20 ons (0,5 liter) per hari," ungkap Elisabeth, dikutip dari Today.com, Minggu (4/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elisabeth menceritakan kondisi tersebut merubah hidupnya 180 derajat. Tiada hari ia jalani tanpa memompa kelebihan ASI yang ada dalam payudaranya, bahkan meski dalam kondisi tidak hamil sekalipun.

"Itu sangat dramatis dan mengubah hidup saya. Kondisi itu tidak pernah berhenti di antara kehamilan saya, dan sekarang anak saya yang paling kecil sudah berusia 5 bulan, saya masih mengalaminya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Sekarang, delapan tahun kemudian, jumlah yang saya produksi meningkat 10 kali lipat. Aku sudah memiliki tiga orang anak dan produksi ASI saya tidak berkurang ataupun berhenti. Sekarang saya harus memompa sekitar 200 ons (5 liter) ASI setiap hari," lanjutnya.

Untuk menyembuhkan kondisi tersebut, dokter menganjurkan Elisabeth menjalani pengobatan dan mengonsumsi obat-obatan. Khawatir akan efek samping yang mungkin muncul, ia akhirnya mengurungkan niat untuk mengobati kondisinya.

"Saya diberi tahu oleh berbagai pakar kesehatan kalau tanpa intervensi medis, produksi berlebih yang saya alami tidak akan pernah berhenti," katanya.

Di tengah kesulitan yang dialami, Elisabeth menemukan kalau ASI berlebih yang ia hasilkan dapat didonasikan ke bank ASI untuk membantu anak-anak yang membutuhkan.

"Saya telah mendonasikan sekitar 700 gallon (2.649 liter) ASI berlebih yang saya produksi. Itu dua kali lebih banyak dari rekor dunia," tuturnya.

"Saya memiliki berkat yang bisa saya bagikan," sambungnya.

Elisabeth mengaku menjadi donor ASI dengan hyperlactation syndrome tidaklah mudah. Setiap pagi ia harus bangun dengan rasa sakit di payudara yang menuntutnya untuk memompa kelebihan ASI yang diproduksi.

"Pumping itu layaknya sebuah olahraga olimpiade, dan saya ibarat seorang atlet elit. Tapi itu tidak menyenangkan. Payudara saya membuat saya terjaga di pagi hari, seolah-olah mereka berteriak 'tolong lakukan sesuatu tentang ini'," ujarnya.

Elisabeth mengungkapkan ASI yang ia produksi telah didonasikan untuk orang-orang yang membutuhkan di berbagai penjuru dunia. Mulai dari ibu yang tidak bisa memproduksi ASI, pasangan gay, anak yang kehilangan ibunya, dan sebagainya.

"Aku juga pernah menjualnya ke atlet binaraga," pungkas Elisabeth.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini




(bba/dir)


Hide Ads