Polisi mengungkap penyebab kebakaran yang terjadi di Pasar Penampungan, Jalan Tipar Gede, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Pihaknya menduga kebakaran yang menghanguskan enam kios itu disebabkan oleh korsleting listrik.
Kasi Humas Polres Sukabumi Kota Iptu Astuti Setyaningsih mengatakan, laporan kebakaran itu diterima pada Sabtu (3/6) kemarin sekira pukul 23:35 WIB. Kemudian api baru bisa dipadamkan pada dini hari ini, Minggu (4/6/2023).
"Piket jaga Polsek Citamiang mendapatkan laporan dari warga telah terjadinya kebakaran Pasar Penampungan. Anggota piket melaksanakn pengecekan Ke TKP dan melakukan pengumpulan bahan keterangan," kata Astuti saat dikonfirmasi detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, api tersebut mulanya diketahui oleh salah satu pemilik kios di Pasar Penampungan. "Pada saat berjualan tiba-tiba terdapat percikan api dari kosleting listrik kios saudara Ojon (42)," ujarnya.
Lebih lanjut, pemilik kios meminta bantuan kepada petugas pemadam kebakaran. Setidaknya ada enam unit mobil damkar yang dikerahkan untuk memadamkan api.
Berdasarkan hasil penyelidikan, ia menuturkan, kebakaran itu diduga terjadi akibat korsleting listrik. "Dugaan sementara kebakaran tersebut dikarenakankan adanya korsleting listrik," ungkapnya.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, kerugian yang dialami para pedagang ditaksir mencapai ratusan juta.
"Korban jiwa tidak ada, kerugian materil enam kios total sebesar Rp415 juta," tutupnya.
Pedagang Masih Beraktivitas
Sementara itu meski kebakaran melanda, aktivitas jual beli pedagang pun tetap berjalan normal. Hanya saja, kondisi kios yang terbakar cukup menarik perhatian warga yang melintas ke kawasan pasar tradisional tersebut.
Oman (53) pedagang warga Sindangsari, Lembursitu mengatakan, sehari-hari ia berjualan tahu-tempe di pasar penampungan itu. Lapak dan seluruh barang dagangannya ludes terbakar.
"Jualan tahu tempe. Saya datang 03:30 WIB sudah habis (barang) tapi api sudah mati," ujar Oman saat ditemui detikJabar di lokasi.
"Nggak ada barang yang bisa diselamatkan, habis semua. Itu sisa-sisa dibongkarin barang jadi masih muncul bara apinya," sambungnya.
Dia mengatakan, area yang terbakar yaitu enam kios dan dua lapak kecil. Kerugian yang dialami para pedagang pun beraneka ragam dari mulai Rp5 juta sampai ratusan juta.
"Kalau saya kecil mungkin ada Rp5 juta, tapi toko sembako sama ikan asin bisa sampai ratusan juta. Saya baru 4 tahun, paling lama Pak Haji Maman (pedagang sembako)," terangnya.
Oman juga menjelaskan, pasar penampungan ini berdiri di atas lahan PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). Para pedagang yang menempati pasar penampungan ini merupakan pedagang yang direlokasi dari Pasar Pelita.
"Pasar penampungan ini relokasi dari Pasar Pelita yang baru dibangun. Di sana habis kontraknya jadi pada pindah ke sini," ucapnya.
Setelah lapaknya habis terbakar, ia terpaksa ikut berjualan tahu-tempe dari lapak pedagang lain. Dirinya berharap, ada bantuan bagi para pedagang yang menjadi korban kebakaran.
"Iya numpang dulu. Kalau nggak jualan buat orang rumah nggak ada (penghasilan). Pasti pengen dapat bantuan, berharap gitu semua pedagang," tutupnya.
(dir/dir)