Program Sekoper Cinta yang dicanangkan Atalia Praratya mendapat kritik tajam dari sejumlah pihak. Program ini dianggap membebani anggaran Pemprov Jabar dan tidak berdampak langsung terhadap masyarakat.
Atalia pun dengan tegas menepis anggapan miring terhadap program Sekoper Cinta tersebut. Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini menegaskan jika programnya itu tidak menggunakan anggaran Pemprov Jabar saat pertama kali dibentuk.
Dia menjelaskan, Sekoper Cinta awalnya masuk ke dalam program dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) yakni Program Peranan Perempuan Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2PKSS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masuk ke program PKK namanya P2PKSS atau Program Peranan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera," kata Atalia, Rabu (31/5/2023).
Karena itu, Atalia memastikan jika Sekoper Cinta sama sekali tidak ada kaitannya dengan anggaran lain seperti infrastruktur jalan. Menurutnya untuk perbaikan jalan sudah dianggarkan secara khusus oleh Pemprov Jabar.
"Kalau orang mengatakan kalau itu anggaran buat jalan, itu salah pisan (banget), beda. Itu ada tujuan masing-masing setiap anggaran, beda," tegasnya.
Atalia mengungkapkan, program Sekoper Cinta sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh perempuan di Jabar. Bahkan program ini tengah dikaji untuk bisa diterapkan secara nasional karena selama 4 tahun, Sekoper Cinta telah mendampingi kurang lebih 67 ribu perempuan.
Dia juga mengungkapkan awal mula Sekoper Cinta dibentuk. Program ini dibuat berawal dari keresahan dan stereotip perempuan yang dianggap tidak mampu berkembang dan turut serta membantu mensejahterakan keluarga.
"Masuk ke dalam sebuah program tidak mudah dan harus meyakinkan semua pihak. Di awal bahkan ada penolakan dari dewan. Padahal perempuan tidak bisa keluar dari kubangan lumpur kalau tidak dengan pengetahuan," jelasnya.
Seiring waktu berjalan, dia memaparkan jika Sekoper Cinta mulai mendapat perhatian dari Pemprov Jabar. Namun dia sekali lagi menegaskan jika Sekoper Cinta besar hingga saat ini bukan karena anggaran.
"Ini besar bukan karena anggaran, tapi kolaborasi dan apresiasi. Bahkan pemerintah (pusat) dan Korea Selatan sedang melihat," tandasnya.
(bba/dir)