Acara ini diawali dengan doa bersama, apresiasi karya, launching buku berjudul 'Cuma Rindu' yang ditulis langsung oleh ibunda Eril, Atalia Praratya hingga Askara Award yang jadi puncak acara haul.
Ridwan Kamil mengatakan jika Askara Award merupakan sebuah penganugerahan kepada anak-anak muda di Jabar yang telah berjuang melakukan kebaikan.
"Askara Award ini akan diberikan dengan dua kriteria untuk anak-anak muda dan untuk mereka yang sudah berjuang dalam kebaikan masing-masing. Ada di bidang sosial, lingkungan, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain," kata Ridwan Kamil usai acara.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan jika awalnya acara haul Eril akan digelar tertutup oleh pihak keluarga dan kerabat dekat. Namun dirinya melihat begitu banyak orang yang ingin bersama-sama mengenang satu tahun perginya Eril.
"Oleh karena itu, kami mengizinkan acara yang sebenarnya pribadi ini menjadi acara publik. Jadi poin utamanya bukan tentang bersedih lagi karena sudah bergeser. Dari bersedih menjadi bangga, bahagia, Eril pulang Askara datang. Itu istilah saya," ungkapnya.
Dia juga menginginkan agar Askara Award ini menjadi agenda rutin tahunan yang tujuannya adalah untuk memupuk generasi muda menjadi generasi yang menginspirasi. Seperti halnya cerita almarhum anaknya, Eril.
"Mudah-mudahan ini Askara pertama, tahun depan ada Askara kedua, dan seterusnya sehingga kita akan memanen generasi yang keren, luar bisa dimulai dari cerita Eril yang menjadi inspirasi. Jadi bukan tentang kesedihannya tapi malam ini tentang inspirasi dan kebahagiaan," jelasnya.
Pasang Kursi di Sungai Aare Bern
Ridwan Kamil menuturkan jika dirinya bakal membangun sebuah tempat memorial di titik hilangnya Eril di Sungai Aare, Swiss. Dia mengaku sudah mendapat izin dari Wali Kota Bern untuk hal itu.
"Berita baiknya Walikota Bern sudah memberikan persetujuan bahwa di tempat memorial Eril diizinkan membangun sesuatu. Saya daripada membangun hanya estetik saja atau memori, saya bangun sesuatu yang bermanfaat yaitu kursi," ujarnya.
"Kursinya akan terbuat dari daur ulang karangan-karangan bunga yang kita simpan dan kumpulkan oleh seniman Bandung dijadikan desain yang luar biasa berbentuk kursi dan akan dibantu oleh Eiger yang kebetulan punya toko di Swiss," pungkasnya. (bba/iqk)