Kepadatan lalu lintas Lembang-Setiabudi Bandung, dimanfaatkan sejumlah warga untuk mengais rezeki. Terdapat banyak pedagang asongan, hingga penjual buah yang menjajakan dagangannya di jalan tersebut.
Pantauan detikJabar, Rabu (23/5/2023) pemandangan tersebut dapat dilihat diperhatikan Bandung Barat dan Kota Bandung. Mereka berjualan di titik itu, berharap pengendara yang melintas di jalan itu dengan kecepatan rendah membeli dagangannya.
Seperti Dadang (48) penjual lemon dan nanas Subang. Lemon lokal dari Lembang dijajakan di atas meja kecil yang dibawanya, sedangkan nanas yang dijualnya ditanggung di rangka kayu yang dipasang di jalan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah sejak pagi, Dadang menjajakan lemon dan nanasnya. Dadang mengatakan, dia sudah 10 tahun berjualan buah untuk menafkahi keluarganya.
"Saya jualan nanas sudah sejak 10 tahun lalu. Sebelumnya jualan dekat kampus UPI, pindah ke sini sekitar 4 tahunan," kata Dadang kepada detikJabar.
Dadang yang merupakan warga Jalan Cagak Subang ini mengatakan, setiap hari dia pulang pergi ke Subang-Bandung untuk berjualan.
Setiap harinya ia menempuh perjalanan selama satu jam setengah atau sekitar 38 KM perkiraan Google Maps menaiki angkutan umum.
"Kalau asli dari Subang, jualan pulang pergi pakai elf, ongkos normalnya Rp 30 ribu, tapi kalau buat pedagang cuma Rp 20 ribu," ujarnya.
Menurut Dadang, ia berjualan berdua dengan sodaranya. Sodaranya membuka lapak di titik lainnya yang masih di jalan tersebut.
Dadang menyebut, penghasilannya setiap harinya tak tentu tergantung berapa buah nanas yang berhasil dijualnya.
"Kalau lagi bagus 30 biji. Harga rupa-rupa ada yang Rp 100 ribu/5 biji, Rp 50 ribu/3 biji atau yang Rp 20 ribuan satu biji ada," ujarnya.
"Kalau lemon saya beli lagi, lemon ini dari Lembang, satu kantong Rp 10 ribu," tambahnya.
Dadang juga menjual nanas yang sudah dikupas dan dipotong menjadi tujuh bagian. Hal tersebut dilakukan untuk menambah keuntungan.
"Besar-besar ukurannya nanas Subang. Kalau ini yang dipotong Rp 10 ribu per tiga potong, satu nanas jadi tujuh potong, lumayan peminatnya dan keuntungannya," paparnya.
"Penghasilan bisa sampai Rp 250 ribu, itu kotor, bersihnya Rp 75 ribu," terangnya.
Baca juga: Kisah Batman di Pantai Pangandaran |
Meski penghasilannya tidak terlalu besar, Dadang menyebut penghasilannya itu cukup untuk menafkahi anak dan istrinya. Apalagi satu dari dua anaknya sudah menikah
"Anak dua, satu sudah menikah dan satu masih sekolah di SD, alhamdulillah dicukup-cukup saja," pungkasnya.
(wip/yum)