Yayat (23) santri Ciamis terserempet pengendara motor gede (moge) di Jalan Raya Cihaurbeuti, Sabtu (27/5/2023) hingga muntah darah dan dirawat di rumah sakit. Lalu bagaimana kondisinya saat ini?
Pimpinan Ponpes Miftahul Huda Al Abidin, KH Imam Ushuludin menyampaikan kondisi Yayat saat ini sudah mulai membaik. Yayat sudah bisa diajak komunikasi namun masih pusing.
"Alhamudlillah masih dirawat. Inginnya mendapat keterangan langsung dari dokter yang menangani. Tapi menurut keterangan perawat kondisi sudah bagus, makan sudah normal dan tidak ada demam. Membaik ada perkembangan. Muntah darahnya sudah tidak ada," ujar Imam saat ditemui di ponpesnya, Senin (29/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, pihak pesantren pun masih menunggu penjelasan langsung dari dokter yang menanganinya korban, terutama hasil scan tubuh.
"Cuma hasil final dari scan ada baru hari ini dari dokter yang menangani," jelasnya.
KH Imam menjelaskan Yayat sudah mondok di Ponpes Miftahul Huda Al Abidin sejak 5 tahun lalu. Namun belum genap 1 tahun, ayah Yayat meninggal dunia. Pihak keluarga sempat akan mengambil namun terhalang karena tidak ada biaya.
"Saya pikir sudah mondok di sini, pihak pesantren yang menanggung. Yayat sudah bukan hanya anak didik tapi sudah kami anggap keluarga sendiri. Cita-citanya mau jadi dai kondang, memang Yayat ini bahan baku yang bagus," terangnya.
Ponpes Minta Pemoge yang Serempet Santri Datang
KH Imam Ushuludin menyebut saat ini masih menunggu itikad baik dan moral dari pelaku pengendara moge untuk datang menjenguk korban.
"Dari pelaku sendiri belum ada atau pun kalau perwakilan sampai saat ini belum datang. Harapannya tentunya si pelaku datang baik-baik dan menengok korban. Intinya ada itikad baik, moral sampai tabrak lari itu. Yang saya harapkan itu datang," jelasnya.
Imam pun mengaku belum mengetahui identitas pelaku. Meski telah mendapat kabar bahwa pelaku tersebut telah datang ke Polres Ciamis.
"Tapi sampai saat ini saya belum diketemukan, baik datang ke sini atau pun dipanggil di Polres, belum ada," ungkapnya.
Imam pun mengucapkan terima kasih kepada panitia dari Golden Wingday yang menggelar acara di Pangandaran yang telah datang dan menjenguk korban. Hasil pertemuan itu pun, pihak pesantren mendapat sebuah kejelasan bahwa yang menyerempet atau menyenggol korban bukan dari anggota HDCI.
"Dengan datangnya itu merupakan sebuah menjadi menurunkan tensi. Bisa mendapat kejelasan-kejelasan ada juga luar biasa, walaupun bukan pelaku, tapi ada dukungan yang luar biasa," terangnya.
Terkait dengan langkah hukum selanjutnya, pihak korban menyerahkan prosesnya kepada pihak berwajib. Namun kejadian ini sudah meluas dan pesantren Miftahul Huda Al Abidin berada di naungan Himpunan Alumni Miftahul Huda Indonesia Pusat.
"Kemarin sudah runding. Kita tidak bisa melangkah sendiri karena sudah ada bagiannya," pungkasnya.
(yum/yum)