Saran Ridwan Kamil soal Polemik Study Tour SMAN 21 Bandung

Saran Ridwan Kamil soal Polemik Study Tour SMAN 21 Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 25 Mei 2023 17:45 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto: Bima Bagaskara)
Bandung -

Polemik terjadi di SMAN 21 Bandung dimana 320 siswa kelas XI kecewa gegara gagal berangkat study tour ke Yogyakarta. Penyebabnya, uang pembayaran kegiatan itu dibawa kabur oleh oknum dari pihak travel.

Merespon hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya mengatakan jika pihaknya telah memanggil kepala SMAN 21 Bandung untuk dimintai keterangan.

"Hari ini kepala sekolah diminta ke Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah VII. Jadi kami meminta konfirmasi dan informasi lebih lengkap, sebetulnya apa saja yang telah dilaksanakan dan lainnya," kata Wahyu di Gedung Pakuan, Kamis (25/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat diwawancarai, Wahyu mengaku telah mendengar kabar soal oknum travel yang membawa kabur uang study tour ratusan siswa SMAN 21 Bandung itu telah ditangkap polisi. Sementara untuk kegiatan study tour, Wahyu memastikan akan tetap dilaksanakan meski waktunya diundur.

"Kemarin Kepala Sekolah SMAN 21 Bandung sudah menyampaikannya bahwa kegiatan tetap akan dilaksanakan, hanya waktunya yang diundur, menjadi di pertengahan Juni 2023," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Atas kejadian ini, Wahyu meminta sekolah untuk lebih selektif dalam memilih jasa travel untuk melaksanakan kegiatan study tour. Menurutnya kejadian itu bisa terjadi kapanpun jika tidak diantisipasi.

"Untuk sekolah-sekolah yang akan mengadakan kegiatan, ketika memilih travel mohon juga dipilih yang memang sudah dipercaya termasuk orangnya. Karena bisa jadi travelnya bisa dipercaya tetapi secara personal itu juga tidak (dipercaya)," pungkasnya.

Jangan Pakai Pihak Ketiga

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan jika study tour merupakan kegiatan yang memang perlu dilakukan oleh sekolah. Namun dia mengharapkan agar sekolah tidak lagi memakai pihak ketiga untuk menggelar study tour.

"Namanya study tour itu perlu saja karena semua ilmu itu tidak dapat di kelas tapi biasanya berdinamika kalau tidak profesional. Satu kalau penyelenggaranya tidak jelas, mencari profit bahkan saya selalu imbau kalau untuk study tour itu diatur saja oleh siswanya sendiri, jangan pakai pihak ketiga," tegasnya.

Selain itu, Ridwan Kamil juga menganjurkan jika kegiatan study tour tidak mesti dilakukan jika memberatkan siswa. Sebab menurutnya, tidak semua siswa di suatu sekolah mampu mengeluarkan biaya hingga jutaan untuk kegiatan study tour.

"Jadi kuncinya itu selama tidak memberatkan, karena kasihan ada siswa yang tidak mampu. Jadi kalau disebut apakah perlu itu perlu, tapi jangan memberatkan," ujarnya.

"Mencari cara dikurangi pihak ketiga, mungkin anak-anaknya mengorganisasikan secara sendiri sehingga harga lebih murah," pungkasnya.

(bba/yum)


Hide Ads