Arkeolog Kena Penyakit Misterius Usai Buka Makam Mumi

Kabar Internasional

Arkeolog Kena Penyakit Misterius Usai Buka Makam Mumi

Tim detikHealth - detikJabar
Jumat, 26 Mei 2023 07:00 WIB
Painted ancient coffins are seen at Al-Asasif necropolis, unveiled by Egyptian antiquities officials in the Valley of the Kings in Luxor, Egypt October 19, 2019. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Ilustrasi mumi Mesir kuno (Foto: REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Jakarta -

Seorang Arkeolog bernama Ramy Romany dikabarkan terkena kutukan usai membuka makam mumi kuno di Mesir. Ramy mengalami penyakit misterius seperti batuk darah dan halusinasi.

Dilansir detikHealth, Ramy menceritakan kisahnya dalam program 'Mummies Unwrapped' di Discovery Channel. Dalam program tersebut, ia mengaku pada tahun 2019 memasuki sebuah makam bawah tanah di Kota Amarna yang selama ratusan tidak pernah tersentuh.

Gejala awal dialami Ramy saat perjalanan pulang ke Kairo. Dia merasa tak enak badan. Keesokan harinya, ia mengalami demam hingga 42 derajat selcius dan gejala lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena kondisinya yang makin memburuk, tim langsung menghubungi dokter agar Ramy bisa mendapatkan perawatan. Dokter lantas memberinya antibiotik.

Pasca berkunjung ke makam di kota Amarna untuk mempelajari firaun Akhenaten, Ramy tidak hanya mengalami gejala seperti demam saja. Ia mengaku juga sempat mengalami halusinasi karena demam tinggi yang dialaminya.

ADVERTISEMENT

"Kami sedang syuting sebuah episode mencoba mengidentifikasi mumi yang kami yakini bisa menjadi tokoh dari Alkitab. Saat kami sedang syuting itu, kami pergi ke sebuah makam yang tidak dibuka selama bertahun-tahun," ucapnya.

"Apakah itu kutukan mumi atau bukan, sesuatu di makam itu mengenai saya," sambungnya.

Ketika Ramy melakukan penelusuran, makam tersebut dipenuhi oleh hewan-hewan seperti kelelawar dan ular. Bau amonia yang menyengat dari urine kelelawar dapat menyebabkan rasa mual.

"Saya berteriak ke kamera dan menjadi sangat bersemangat dan saya menghirup semua omong kosong ini. Ular dan kelelawar, tapi mungkin kutukan Mumi juga bercampur," tambahnya.

Menurut dokter, kombinasi keberadaan kelelawar, ular, dan debu yang ada di dalam makam sangat buruk untuk kesehatan. Hal tersebut yang membuat Ramy mengalami sakit.

Ternyata kasus yang dialami Ramy bukan pertama kali terjadi. Beberapa arkeolog sempat merasakan hal yang sama seperti yang dialami arkeolog asal Inggris bernama Howard Carter, George Herbert, dan Lord Carnarvon juga mengalami hal yang serupa ketika membuka makam firaun pada tahun 1922.

Tak seberuntung Ramy, Carvanon diketahui meninggal dunia dua bulan setelah membuka makam tersebut. Kabar meninggalnya Carvanon begitu menggemparkan hingga dikaitkan dengan kutukan firaun.

Jurnal British Medical mengungkapkan tidak ada hubungan signifikan antara kutukan mumi dan kematian arkeolog. Studi laboratorium yang dilakukan menunjukkan bahwa beberapa mumi memang membawa jamur yang dapat menyebabkan reaksi alergi mulai dari sesak hingga pendarahan di paru-paru.

Selain jamur, di makam tersebut juga ditemukan berbagai bakteri yang bisa menyerang sistem pernapasan hingga gas berbahaya seperti amonia, formaldehida, dan hidrogen sulfida dalam konsentrasi tinggi dan tersegel.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads