4.000 Rumah di Majalengka Belum Teraliri Listrik Mandiri

4.000 Rumah di Majalengka Belum Teraliri Listrik Mandiri

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Selasa, 23 Mei 2023 23:00 WIB
Peresmian dan pelayanan pertama program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Majalengka
Peresmian dan pelayanan pertama program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana menyampaikan, sekitar 4.000 rumah di Kabupaten Majalengka belum memiliki listrik mandiri. Warga hanya mengandalkan listrik tetangganya untuk kebutuhan energi di rumahnya.

"Di Majalengka memang betul ada beberapa yang belum (tersentuh listrik). Belum diupdate lagi, terakhir saya mendapatkan data kurang-lebih 4.000-an (rumah yang belum tersentuh listrik)," kata Tarsono kepada wartawan, Senin (22/5/2023).

Tarsono menyampaikan, rumah-rumah yang belum tersentuh listrik itu rencananya akan segera diberi bantuan khusus. Bantuan khusus itu adalah program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, makanya kami akan segera memvalidasi dan mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat dan juga melalui program-program CSR yang lain. Dengan demikian, masyarakat di Majalengka semuanya bisa menikmati pelayanan listrik," ujar dia.

"Insyaallah kita akan segera selesaikan, kita validasi di lapangan saya tadi sudah menugaskan Pak Camat dan Kepala Desa untuk memvalidasi di lingkungan kerja masing-masing, Kepala Keluarga atau masyarakatnya yang belum (tersentuh listrik) harus segera kita daftarkan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan M.P. Dwinugroho menyampaikan, program BPBL sejatinya tengah berjalan. Sepanjang 2022 saja, ada sebanyak 14.307 rumah tangga tidak mampu di Jabar telah diberi program BPBL.

Termasuk di Majalengka, sebanyak 264 rumah yang berada di 22 kecamatan sudah tersentuh program tersebut. Salah satunya seperti pemasangan listrik gratis terhadap 46 rumah di Desa Cimanggu, Cingambul, Majalengka.

Lebih lanjut Nugroho menjelaskan, bahwa dari Hasil Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI, alokasi APBN untuk BPBL 900 VA tahun 2023 akan dilanjutkan lagi pemberian bantuan bagi rumah tangga miskin belum berlistrik sebanyak
83.000 rumah tangga yang tersebar di 34 Provinsi.

"Dalam perjalanannya, pada bulan April 2023 telah dilakukan revisi DIPA sehingga jumlah tersebut bertambah menjadi 125.000 rumah tangga yang bersumber dari pemanfaatan sisa anggaran kegiatan lain," kata Nugroho.

Adapun untuk Provinsi Jawa Barat sendiri, kata Nugroho, direncanakan akan mendapat alokasi sebanyak 22.000 rumah tangga penerima BPBL di tahun 2023 ini.

VP Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Chairuddin menyampaikan, pihaknya siap melaksanakan tugas dari pemerintah dalam menjalankan program BPBL. "Pada prinsipnya kami dari PLN siap menjalankan program dari pemerintah dan DPR RI Komisi 7. BPBL sebagai bentuk dukungan PLN pada rencana pemerintah dalam pemerataan akses dan percepatan tenaga listrik," kata Chairuddin.

Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi mengapresiasi program ini. Ia menyampaikan bahwa untuk kemajuan suatu daerah harus membangun sumber daya manusia yang mumpuni. Sumber daya manusia yang baik harus didukung dengan tersedianya akses listrik.

"Agar Majalengka maju, sumber daya manusia harus dimajukan, dimajukan dengan listrik agar terang. Program BPBL luar biasa, saya yakin majalengka maju tapi perlu proses," ujar Nurhasan.

Antusias Warga Terhadap Program BPBL

Jaja (67) warga desa Cimanggu terus tersenyum sumringah saat rumahnya dikunjungi sebagai seremoni penyalaan pertama program BPBL. Pria paruh baya yang tidak memiliki pekerjaan tetap tersebut merasa terharu dan bahagia dengan adanya bantuan pasang baru listrik gratis dari pemerintah ini.

Ia mengatakan bahwa selama 15 tahun sebelumnya, listrik dirumahnya menyalur dari rumah kerabat sehingga ia tidak bisa leluasa.

"Iya, sekarang enak punya listrik sendiri. Dulu mah dari sana (tetangga) nyolok," ungkap Jaja.

Begitupun dengan Maman Rukmana (34), pria yang sehari-hari berdagang ini merasa sangat senang dengan bantuan listrik. Selama ini ia merasa merasa malu dengan mertua karena menyambung listrik.

"Dulu saya gak enak sama mertua nyambung ga mandiri, sekarang alhamdulilah bisa sendiri, misah mandiri gitu," ungkap Maman.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads