Seorang bocah kelas 2 SD berinisial MH (9) meninggal dunia di rumah sakit usai diduga menjadi korban pengeroyokan. Polisi pun menelusuri kejadian tersebut.
"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita. Hanya kita mendapatkan informasi, langsung ke tempat korban," kata Kapolsek Sukaraja Resor Sukabumi Kota Kompol Dedi Suryadi kepada awak media di dekat pemakaman korban wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/5/2023).
Meski korban tidak membuat laporan polisi, pihaknya akan memintai keterangan dari sejumlah pihak termasuk pihak sekolah dan keluarga korban. "Kami akan menindaklanjuti informasi tersebut ke sekolah maupun memintai keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait atau yang terlibat," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pihak keluarga tidak menuntut apapun, ini takdir dari Allah SWT, menolak juga untuk autopsi, menolak juga untuk membuat laporan, itu dari keluarga korban," sambungnya.
Dia menegaskan, polisi akan menyelidiki kasus tersebut dan berharap agar informasi peristiwa ini tidak liar di masyarakat. Pihaknya juga masih mengumpulkan keterangan untuk mengetahui secara utuh kronologi kejadian dugaan pengeroyokan.
Sebelumnya diberitakan, nasib malang menimpa seorang bocah berinisial MH (9), siswa kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kabupaten Sukabumi. Dia meninggal dunia di rumah sakit pada Sabtu (20/5/2023) pagi. Diduga sebelumnya ia dikeroyok teman dan kakak kelasnya.
HY (52) kakek korban mengatakan, peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi selama dua hari pada 15-16 Mei 2023 lalu. Saat ini, jasad korban sudah dimakamkan di dekat rumahnya wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
"Kita nggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke RS Primaya, anak itu nggak ngaku, mungkin diancam saya kurang faham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin," kata HY.
(tey/tey)