Seorang mantan karyawan perusahaan induk TikTok, ByteDance mengungkap, bahwa perusahaan asal China itu mengambil keuntungan dari konten orang lain di seluruh dunia. Bahkan mereka mengambil konten dari Facbook dan Instagram.
Melansir detikInet, nama mantan karyawan itu adalah Yintao Yu. Dia menggugat dan mengklaim raksasa media sosial itu dipantau oleh Partai Komunis China dari kantor pusatnya di Beijing. Mantan eksekutif itu juga mengatakan mereka membagikan data milik Amerika Serikat dengan pemerintah China.
Baca juga: Pabrik Tekstil di Cimahi Hangus Dilalap Api |
Selain itu, Yu mengatakan dalam pengaduannya bahwa ByteDance memanfaatkan pengguna palsu untuk membesar-besarkan metriknya dan berfungsi sebagai alat propaganda yang berguna untuk Partai Komunis China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari News Nation Now, Yu menuduh ByteDance memecatnya setelah mengungkap rencana mengerikan perusahaan ini. Merespons hal ini, ByteDance menepis tudingan tersebut.
"Kami berkomitmen menghormati kekayaan intelektual perusahaan lain, dan kami memperoleh data sesuai dengan praktik industri dan kebijakan global kami," demikian pernyataan resmi ByteDance.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)