.webp)
Iswandi (33), warga Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi terlihat mengorek sampah menggunakan tongkat. Dari balik serpihan sampah kayu, sebuah botol bekas air minum ia ambil kemudian dimasukkan ke dalam karung.
Selain Iswandi, sedikitnya ada belasan pemulung lain yang berseliweran di antara sampah yang berserakan di Pesisir Loji, atau tepatnya di Pantai Talanca, Kecamatan Simpenan.
"Lokasi, di sini jadi berkah buat pemulung, sehari kadang kalau dari malam mungut bisa dapat 50 kilogram sehari. Sampah yang diambil botol, gelas plastik, sehari dapat 50 kilo dari malam dari jam 3, paling dapat Rp 100 ribu, kan Rp 2 ribu sekilonya," tutur Iswandi, Selasa (16/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iswandi menjalani profesinya itu sudah dua tahun. Selepas sekolah dia menganggur akhirnya memilih menjadi pemulung di Pantai Talanca.
"Saya sudah dua tahun begini, kalau air atau ombak pasang sampah banyak yang terbawa ke pesisir. Tidak hanya sampah plastik, ada juga gulungan kain, potongan kayu sampai batang pohon," ungkapnya.
Iswandi beranjak, matanya kembali memperhatikan sekitar pesisir pantai. Kakinya telanjang tanpa sandal. Perlahan ia menginjak timbunan serpihan sampah kayu yang menjadi serbuk di pesisir. Nyaris seluruh pasir tertutup sampah yang berserakan.
Sebelumnya, Kades Loji Papang Suherlan membenarkan kondisi sampah tersebut. Pihaknya menyebut upaya bersih-bersih hampir setiap tahun dilakukan, namun itu sia-sia karena sampah bersumber dari dua muara.
"Terkait dengan sampah tadi memang yang menjadi permasalahannya posisinya yang diapit dua muara. Muara Cimandiri dan Muara Cidadap, sampah berawal dari sungai kemudian dibawa ke pesisir," ungkap Papang.
"Memang permasalahannya sudah lama, upaya bersih bersih sudah beberapa kali, tiap tahun ada pembersihan sampah. Terus kita juga bekerja sama termasuk dengan PLTU Palabuhanratu permasalahan mau di bangun break waternya, tapi sampai saat ini belum terealisasi," tambahnya.
Simak Video 'Penampakan Pesisir Loji Sukabumi yang Dipenuhi Lautan Sampah':
