Jawaban Pemkot Bandung Usai Taman Baksil Dapat Review Buruk TikToker

Jawaban Pemkot Bandung Usai Taman Baksil Dapat Review Buruk TikToker

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 16 Mei 2023 02:00 WIB
Babakan Siliwangi Forest Walk
Babakan Siliwangi Forest Walk (Foto: Istawa Faqih Atthoriq)
Bandung -

Sebuah video yang membahas tentang kondisi Taman Babakan Siliwangi (Baksil) yang tak terurus beredar di TikTok. Video ini telah diunggah oleh @xav***** dan sudah ditonton oleh 51.100 orang.

Dilihat detikJabar, Senin (15/5/2023), narasi dalam video berdurasi 1.51 menit tersebut menampilkan kondisi Taman Baksil yang kotor, penuh dedaunan, pohon yang menghalangi akses jalan, tangga yang buntu, dan masih banyak lagi komentar miring mengenai kondisi Taman Baksil.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung pun mencoba menjelaskan perihal perawatan Taman Baksil yang tahun lalu mendapat penghargaan sebagai hutan kota terbaik tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuli Ekadianty, Kepala Seksi Pemeliharaan Pertamanan dan Dekorasi Kota, menyayangkan video dengan komentar miring tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya selalu melakukan kontrol area setiap hari sesuai dengan SOP.

"Saya baru tahu ada video itu. Sayangnya ada oknum yang merekam saat kondisi taman tidak bagus. Pada saat pengambilan gambar itu posisinya pasti pagi, petugas kami bersih-bersih pukul 08.00 WIB dan memang taman baru dibuka jam 09.00 WIB. Ada petugas yang memelihara taman. Namun saat direkam, kondisi taman masih kotor belum dibersihkan, sehingga masih banyak dedaunan di tiap pijakan jalan," kata Yanti saat dihubungi detikJabar, Senin (15/5/2023).

ADVERTISEMENT

Yanti menjelaskan satu persatu bagaimana pihaknya menjaga dan merawat kondisi taman. Pembersihan Taman Baksil dilakukan sehari dua kali yakni pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB atau saat taman ditutup. Tong sampah memiliki jadwal pembersihan seminggu sekali. Sementara untuk perapihan dan perbaikan taman sudah dijadwalkan sendiri oleh tim DPKP.

"Cuma gini, namanya hutan kan daunnya teh itu jatuh karena angin. Kondisi tempat sampah saya selalu minta untuk disikat, tapi biasanya dilakukan seminggu sekali. Nah pada saat kemarin itu memang mungkin diliput kondisi habis hujan, jadi semakin terlihat tidak terawat. Kalau memang ada yang kurang ya kan berproses ya, karena taman ramai dikunjungi pengunjung," lanjutnya.

Yanti juga menyayangkan akan kehadiran pengunjung yang terkadang kurang peduli dengan kondisi kebersihan taman. Tak jarang ia temukan pengunjung yang merokok dan tidak membuang sampah pada tempatnya, padahal sudah diberi peringatan.

"Ada rambu dilarang merokok di taman, tapi orang tetap merokok di situ dan mereka nyaman disana. Kita larang nggak boleh makan dan nyampah, tapi mereka botram di situ. Kemudian kan ada arahan dari Plh, taman itu kan harus terang. Kami mau pasang lampu lilin yang ditempel. Tapi masyarakat kita sering tidak bertanggung jawab, ada terang lampu suka dimaling. Jadi ya mohon kesadarannya," keluh Yanti.

Meskipun begitu, pihak DPKP Kota Bandung mengatakan bakal tetap memproses kritikan yang beredar di sosial media. Salah satunya mengenai kabel yang mengendor ke arah skywalk dan ranting pohon yang patah.

"Soal kabel kendor dan ranting patah itu sudah kami mintakan untuk dirapikan. Kalau yang pohon itu kebetulan baru ada dahan patah, tapi sudah kami rapikan. Anggaran memang terbatas untuk pemeliharaan, jadi kalau ada lantai kayu yang bolong kecil gitu butuh waktu untuk perbaikan. Jalan yang licin kita perbaiki dan cat, namun ya memang namanya tempat terbuka dan dilewati banyak orang, kena hujan, angin, dan panas, jadi berproses lah. Itu kan nggak bisa sehari harus langsung selesai," ujar Yanti.

Yanti juga memberikan penjelasan terkait tangga yang buntu dan tak ada jalan lanjutannya. Ia mengatakan bahwa tangga tersebut memang akan ditutup permanen dan ditata kembali, meskipun memang mungkin butuh waktu untuk perencanaannya.

"Terkait tangga, sebetulnya awalnya tangga itu untuk akses yang terhubung dari jalan arah ITB atau jalan Ganesha, orang bisa masuk dari sana. Ternyata seiring waktu sering terjadi hal-hal yang negatif di sana, banyak yang berbuat asusila, jadi ditutup," tutur dia.

Nyatanya, Taman Babakan Siliwangi hingga kini masih jadi andalan warga Bandung untuk berkumpul, menghabiskan waktu bersama kerabat atau keluarga. Perlu disadari bahwa selain Pemerintah, masyarakat juga harus paham untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di ruang terbuka di kota tercinta ini.

"Jadi ya menurut saya kondisi Taman Baksil ini sudah jauh lebih baik, kami rawat betul. Tapi kami juga perlu peran dari masyarakatnya. Cara kami mengatasi kalau ada masyarakat yang merusak fasilitas ya kami perbaiki. Kalau dirusak lagi, perbaiki lagi, selalu begitu," ucapnya menutup percakapan.

(aau/iqk)


Hide Ads