Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir (TPPA) Sarimukti atau tempat pembuangan akhir sampah untuk wilayah Bandung Raya overload. Hal tersebut menyebabkan gunungan sampah terjadi di wilayah Bandung Raya.
Seperti di Kota Bandung, tumpukan sampah sudah menggunung dan melebar ke badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas dan menimbulkan bau tak sedap di Pasar Tol Rahayu. Tak hanya di sana, tumpukan sampah juga menggunung di TPS Pasar Ciwasta.
Berikutnya, tumpukan sampah juga ditemui di pinggir Jalan Sudirman hingga Jalan Skejati, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga 9 Mei 2023, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan 22 dari 55 TPS overkapasitas di Bandung sudah kembali normal. Kendala penanganan TPS ialah pada minimnya alat berat.
"Kendala utama kita masih kekurangan alat berat, kalau dilakukan secara manual itu membutuhkan waktu lama. Alat berat di kita terbatas sehingga digilir dari satu TPS ke TPS lain. Selain itu Cicabe daya tampungnya memang terbatas juga, tidak bisa semuanya kesana," kata Dudy kepada detikJabar
"Pengangkutan dari TPS ke TPS ini terjadwal dari masing-masing TPS itu sudah ada jadwalnya kapan. Jadi yang diangkut ke TPA Sarimukti tinggal untuk beberapa TPS, sementara yang overload diangkut ke TPA Cicabe tapi dengan menggunakan truk ukuran kecil yang ukuran 6 meter," lanjutnya.
Kekurangan alat berat, Pemkot Bandung berupaya menambah dua alat berat untuk mengatasi permasalahan sampah yang berada di TPA Cicabe.
Tak hanya di Kota Bandung, tumpukan sampah juga ditemukan di Kabupaten Bandung salah satunya di TPS Pasar Sehat Cileunyi. Tumpukan sampah di lokasi tersebut mengitari bangunan Pasar Sehat Cileunyi seperti berbentuk L, berisikan sampah plastik, sampah sayuran, hingga sampah rumah tangga.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, permasalahan sampah harus bisa diselesaikan secara bersama-sama. Apalagi menurutnya hal tersebut harus bisa ditangani dengan serius.
"Dengan jumlah penduduk mencapai 3,6 juta jiwa lebih, sampah yang dihasilkan mencapai 1.200-1.500 ton per hari," kata Dadang kepada awak media, Jumat (12/5)
Pihaknya menyebutkan yang harus ditangani adalah sampah rumah tangga. Sehingga tidak terjadi adanya penumpukan di pinggir jalan hingga di TPS.
"Ada tiga pendekatan yang harus dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bandung untuk penanganan sampah rumah tangga, yaitu setiap rumah minimal membuat dua lubang biopori, pendekatan bank sampah untuk sampah yang bisa didaur ulang serta membuang sampah residu di buang ke TPS sebelum diangkut ke TPA," jelasnya.
Tak hanya di Kota Bandung, permasalahan sampah juga ditemukan di Kota Cimahi hingga Bandung Barat. Seperti di Kota Cimahi, setiap harinya 2 ribu ton sampah di buang ke TPPAS Sarimukti.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi M Ronny mengungkapkan, pihaknya fokus membangun partisipasi masyarakat melalui pilah dan olah sampah dari rumah melalui Program Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (Grak Ompimpah).
"Dengan program tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi timbulan sampah ke TPA melalui pilah sampah dari rumah," kata Ronny.
Ronny menyebut, produksi sampah masyarakat Kota Cimahi juga terhitung sangat tinggi. Dalam sehari, sampah yang dihasilkan dan dibuang ke TPA Sarimukti bisa mencapai 270 ton.
"Produksinya 270 ton perhari. Sedangkan berdasarkan penelitian, sampah residu itu hanya 15 persen, selebihnya itu bisa didaur ulang. Nah ini yang harusnya digalakkan dan dilaksanakan masyarakat, jadi nanti yang terbuang ke TPA itu hanya residunya saja," jelas Ronny.
Sementara itu, Pengelola TPPAS Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membutuhkan armada alat berat tambahan menangani timbunan sampah.
Hanya ada lima unit alat berat yakni tiga unit ekskavator dan dua unit buldozer. Jumlah tersebut dinilai kurang ideal untuk meratakan timbunan sampah yang terus bertambah setiap hari.
Koordinator Pengelola TPA Sarimukti Riswanto menyebut, penambahan alat berat itu sebagai tindaklanjut dari perluasan area pembuangan sampah yang sedang dalam tahap pengerjaan.
"Jelas perluasan area pembuangan sampah itu membutuhkan penambahan alat berat juga. Sekarang baru ada 5 unit, idealnya ditambah 2 unit buldozer lagi, jadi totalnya 7 unit," kata Riswanto saat dihubungi, Sabtu (13/5).
TPPAS Sarimukti sudah overload, Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas mengatakan saat ini di TPPAS Sarimukti hanya dua zona yang difungsikan dari empat zona yang ada yakni zona 2 dan 3. Di zona 2 menurutnya sampah sudah mencapai ketinggian hingga 50 meter dan melebihi ambang batas ketinggian yang ditentukan.
"Kami membuka kembali zona 1 yang sebelumnya sudah penuh dengan sampah dan membuat manuver area, menambah gelaran batu pecah dan balok beton di jalan operasi dan manuver area untuk truk yang masuk. Sehingga bisa digunakan minggu ini juga," tuturnya.
(wip/orb)