Persoalan Klasik Banjir Bandung, Legislator Soroti Drainase

Persoalan Klasik Banjir Bandung, Legislator Soroti Drainase

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 13 Mei 2023 01:00 WIB
Genangan air di Jalan Cingised, Kota Bandung, Rabu (3/5/2023) malam.
Banjir di Kota Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah titik di Kota Bandung kerap dilanda banjir saat musim hujan. DPRD Bandung turut menyoroti masalah klasik ini terutama soal drainase di Kota Bandung.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Agus Gunawan mengatakan bahwa masyarakat tentu mengeluh jika banjir tak kunjung teratasi. Meskipun ia mengaku genangan banjir sudah lebih teratasi.

"Sekarang titik-titik genangan banjir memang berkurang, tapi masyarakat kan beda lagi pemahamannya. Saat ini harusnya dari DSDABM memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat soal pembangunannya dan harus cepet dibangun drainase-drainasenya," kata Agus dihubungi detikJabar Jumat (12/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut beberapa titik yang jadi perhatiannya yakni kawasan Cibaduyut dan Citarip. Menurutnya, drainase belum sesuai dengan banyaknya debit air yang harus diserap.

"Terutama di titik-titik banjir kota Bandung, misalkan di daerah Cibaduyut dan Citarip. Harus segera diselesaikan terkait pembangunan drainase yang disesuaikan dengan debit air. Jangan sampai dibangun drainase tapi ukurannya tidak sesuai dengan jumlah debit air. Akhirnya tempatnya tidak muat. Harus disesuaikan dengan volume air jadi setiap titik banjir dibenahi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Agus mendorong adanya kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Pemerintah Kabupaten. Sebab ada kemungkinan hal ini disebabkan adanya perbedaan infrastruktur di dua wilayah ini.

"Kemudian kita kan ada kerja sama dengan Kabupaten Bandung, kalau di perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten, drainase sudah bagus di Kota Bandung tapi begitu masuk ke Kabupaten drainasenya kecil, jadi drainase di sana harus sama," ucap Agus.

Namun Agus juga melihat secara netral bahwa terkadang masyarakat pun tak mau menjaga tanggung jawab soal kebersihan lingkungan. Ia menghimbau agar masyarakat juga mau bekerja sama dan tak sekedar menyalahkan pemerintah.

"Saya mengkritik DPU agar segera dibangun drainase disesuaikan volume debit air jangan sampai tiap tahun banjir. Masyarakat kan bingung ini ada pembangunan tidak? Tapi saya juga mengkritik masyarakat, jangan cuma menyalahkan pemerintah. Contoh drainase yang masuk ke dalam, awalnya asalnya besar tapi macet karena sampah, yang disalahkan pemerintah. Tolong kesadaran masyarakat jangan buang sampah sembarangan. Percuma kalau pemerintah sudah lakukan pembangunan tapi masyarakat juga tetep buang sampah," ucapnya tuturnya.

Saat disinggung soal tanggapan dinas setempat yang mengaku kekurangan dana, Agus mengatakan seharusnya rancangan jelas memperhitungkan. Ia juga memastikan jika jelas perhitungannya, pengajuan dana pasti akan disetujui.

"Kan dalam pembahasan juga yang mengusulkan dari dinas, apa saja yang mau dibangun baru dianggarkan. Dulu sudah dianggarkan tapi serapannya kurang maksimal, nah jadi ini dianggarkan dulu usulannya nanti dewan juga bahas. Pasti lah legislatif juga mempertimbangkan kebutuhan, nggak papa bisa aja nambah (anggaran) demi masyarakat. Badan anggaran pasti setuju, kalau sesuai kebutuhan anggarannya besar juga nggak apa-apa," ujar Agus.




(aau/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads