Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) membuat sejumlah langkah untuk mengantisipasi dampak buruk kemarau panjang terhadap sektor pertanian. Mulai dari pelaksanaan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), pembangunan embung/waduk, rehabilitasi irigasi hingga hibah pompar air.
Baca juga: Ulah Sudrajad Dimyati Rusak Citra Hakim! |
Ragam upaya yang dilakukan oleh Kementan itu cukup dirasakan baik oleh para petani di daerah, salah satunya di Kabupaten Purwakarta. Para petani cukup terbantu dengan ragam program tersebut.
"Saya sudah merasakan (manfaat) berbagai program Kementan itu, mulai dari asuransi, pembangunan embung, rehabilitasi irigasi, dan lainnya. Berkat program Kementan, petani di Purwakarta terbantu," kata Adi Saputra, Ketua KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan), Rabu (10/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dampak atau resiko dari kemarau kering cukup signifikan bagi petani di lapangan. Kondisi panas mampu mengubah pH dalam tanah, sehingga bisa mempengaruhi hasil produksi pertanian.
"Resiko terburuk dari kemarau El Nino itu, pertama, gagal panen. Kedua, gagal tanam, dan ketiga resiko tinggi tidak adanya produksi hasil pertanian dikarenakan cuacanya estrem," ungkapnya.
Baca juga: Gempa M 5,4 Guncang Perairan Selat Sunda |
Selain program infrastruktur pertanian, dia juga mendorong agar pemerintah untuk membuat rekayasa hujan. Terutama saat suhu udara terlalu kering dan panas.
"(Pemerintah) harus membuat hujan sementara di beberapa daerah yang suhunya sungguh luar biasa, termasuk Purwakarta. Di kita (suhu) mencapai 37 derajat. Khusus pertanian tanaman holtikultura dibuat plot untuk rekayasa hujan," ujarnya.
(mso/mso)