Proses kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terganggu karena banyaknya ruang kelas rusak di sejumlah SD dan SMP.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan KBB, terdapat 3.310 ruang kelas SD yang rusak. Rinciannya 1.700 ruangan rusak ringan, 1.151 ruangan rusak sedang, dan 459 ruangan rusak berat.
Lalu untuk tingkat SMP total ada 1.327 ruang kelas yang rusak. Rinciannya 565 ruangan rusak ringan, 696 ruangan rusak sedang, dan 66 ruangan rusak berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Disdik KBB, Rustiyana mengatakan penyebab rusaknya ribuan ruang kelas itu karena usia bangunan sudah tua dan lama tidak tersentuh perbaikan.
"Datanya akan terus berubah, karena kan ada yang sudah diperbaiki kemudian ada lagi yang rusak. Anggarannya besar kalau mau memperbaiki semua," ujar Rustiyana, Rabu (3/5/2023).
Untuk anggaran perbaikan, tahun ini pihaknya hanya mendapatkan alokasi bantuan Rp7 miliar untuk perbaikan ruang kelas SD. Lalu untuk perbaikan ruang kelas SMP sebesar Rp15 miliar. Anggaran itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Anggaran itu tentu tidak cukup untuk perbaikan semua ruang kelas rusak. Perhitungannya untuk perbaikan ruang kelas yang rusak ringan dan rusak sedang itu sekitar Rp100 juta. Nah untuk yang rusak berat sekitar Rp200 juta. Jadi akan butuh waktu lama," kata Rustiyana.
Selain dari DAK, perbaikan ruang kelas yang rusak juga didanai dari APBD KBB. Tahun 2023 ini, Pemkab Bandung Barat menggelontorkan anggaran sekitar Rp50 miliar.
"Kita juga dapat anggaran Rp50 miliar untuk fisik. Perhitungan dengan anggaran Rp50 miliar itu bisa digunakan untuk memperbaiki sekitar 200 ruang kelas," tutur Rustiyana.
Untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak itu, pihaknya juga mengajukan anggaran sebesar Rp70 miliar kepada pemerintah pusat dan diharapkan bisa terealisasi.
"Kita ajukan Rp 70 miliar untuk mendapat bantuan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) pada 2024. Mudah-mudahan saja bisa direalisasikan," kata Rustiyana.