Motor 'Tempur' Petani Mejeng di Antara Riuh Aksi Buruh Indramayu

Motor 'Tempur' Petani Mejeng di Antara Riuh Aksi Buruh Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 01 Mei 2023 16:56 WIB
Potret motor tempur petani mejeng di depan gedung DPRD Kabupaten Indramayu
Potret 'motor tempur petani' mejeng di depan gedung DPRD Kabupaten Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Memperingati hari buruh, massa aksi di Kabupaten Indramayu berorasi di beberapa titik termasuk di depan Kantor DPRD Indramayu. Dalam aksi itu mereka membawa 7 tuntutan dari menolak UU Cipta Kerja hingga reforma agraria.

Namun, detikJabar melihat ada satu hal berbeda diantara barisan para demonstran. Yaitu sebuah sepeda motor butut milik salah satu massa aksi turut mejeng di depan gedung DPRD Kabupaten Indramayu.

Kepada detikJabar, Agus (45) pemilik 'motor tempur petani' mengaku sengaja ikut melakukan aksi. Ia pun rela menyempatkan waktu di tengah kesibukannya memanen padi yang sedang ramai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diceritakan Agus, bahwa saat hendak membeli sparepart mesin gerabag (alat perontok padi) ia melihat ada rombongan aksi menuju gedung DPRD Kabupaten Indramayu. Adanya aksi itu sontak membuat Agus segera bergabung dalam barisan.

"Aslinya sekarang tuh lagi gerabag (proses panen) tapi ikut demo karena merasa terpanggil. Saya baru akan mau membeli busi mesin gerabag tapi ikut demo dulu. ingin petani lebih sejahtera," kata Agus saat ditemui detikJabar, Senin (1/5/2023).

ADVERTISEMENT

Motor butut yang mejeng di depan DPRD Indramayu itu merupakan aset kendaraan satu-satunya yang dimiliki Agus. Hampir sepuluh tahun, 'motor tempur petani' itu menemani Agus.

Dengan motor pemberian kakaknya tersebut, Agus mengaku bisa lebih mudah selama mengelola pertanian padi. Sebab, fungsi motor tersebut cukup beragam, sebagi moda transportasi, motor itu juga digunakan Agus untuk mengangkut gabah, membawa gerabag dan lainnya.

"Motor sudah 10 tahunan dan selalu untuk narik gerabag dan ngunjal catu (angkut gabah hasil panen). Muatan bisa 3 karung atau 1,5 Kwintal gabah. Ini hanya untuk di pertanian dan itu satu satunya," ujar Agus.

Sehingga diakui Agus, tenaga dari motor jenis Honda Supra X itu sudah berkurang. Bahkan, sering rusak atau mogok ketika bekerja.

"Sering rusak, ini juga sudah tidak ada tenaganya kadang didorong dorong di tengah sawah,"jelas dia.

Pria asal Desa Babadan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu sejak kecil bergelut di pertanian padi. Namun, upah yang dikatakan jauh dari sejahtera itu terpaksa dianggap cukup oleh Agus untuk memenuhi kebutuhan istri dan 4 orang anaknya.

Selain mengelola sawah seluas 2 bahu (sekira 1 hektare lebih), pria berusia 45 tahun itu tetap rajin memburu panen padi. Dalam satu musim, Agus mampu memanen padi seluas 10 hektare bersama rekannya.

"Modal untuk 1 bahu sawah, untuk pupuk, traktor, dan lainnya kurang lebih Rp7 juta. Hasilnya, Alhamdulillah untuk kebutuhan keluarga anak dan istri," jelas Agus.

Sementara, di peringatan may day massa aksi yang di motori partai buruh ini melakukan orasi di tiga titik dari kantor BPN, depan Kantor DPRD Indramayu, hingga Pendopo Indramayu.

"Untuk mencabut UU Cipta Kerja yang kemarin di sahkan, kedua mencabut partiamentary threshold 4 persen dan presidential threshold 20 persen karena membahayakan demokrasi, ketika menolak RUU Kesehatan yang sekarang sedang dibahas. Selanjutnya mendesak DPR dan Pemerintah untuk mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga," kata Koordinator Aksi, Try Utomo.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads