Kamis (27/4/2023) sore, kabar duka datang dari RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang pria bernama Rahmat alias Amad alias Kamad tewas setelah sempat mengalami kondisi koma karena dihakimi massa.
Kematian Rahmat ini pun membawa duka untuk keluarganya. Masalahnya belakangan terungkap jika dia dituduh sebagai pelaku pencurian sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Semuanya bermula saat Rahmat dijemput paksa oleh beberapa orang asal Desa Ridogalih, Kecamatan Cikakak, Sukabumi dari kediamannya. Orang-orang ini lah yang menduga Rahmat sebagai maling yang kerap beroperasi di kampungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu entah apa yang terjadi setelahnya, orang-orang ini lantas menghakimi Rhmat dengan dalih tersebut. Video saat Rahmat dianiaya bahkan sampai viral di aplikasi perpesanan hingga membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami koma.
"Jadi awalnya banyak yang melihat (memergoki) ketika dia mencuri, hanya barang bukti nggak ada. Jadi memang sudah dicurigai, sering ketahuab. Hanya awalnya sering ketahuan (mencuri) hasil bumi, baru sekarang-sekarang ke kendaraan bermotor," kata Irwan, Kepala Dusun (Kadus) setempat kepada detikJabar, Jumat (28/4/2023).
Kamad diduga dianiaya hingga koma karena warga kesal kerap kehilangan motor. Menurut Irwan, ada 2 kejadian yang akhirnya membuat orang-orang tadi menjemput korban di rumahnya sekaligus menghakimi Rahmat.
Namun ironisnya, akibat kejadian tersebut, nyawa Rahmat tidak bisa diselamatkan. Kabar kondisi Rahmat yang kritis pun baru diketahui Kepala Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Sukabumi bernama Empang sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu, Empang mendapat kabar Rahmat sudah kritis dari Polsek Cikakak. Setibanya di lokasi, Empang sendiri melihat Rahmat sudah terbujur kaku dengan kondisi dikerumuni massa.
"Pak Kapolsek menjemput sorean ada di Cicariang, (di) pertigaan ini tergeletak, dengan beberapa massa menghakimi si korban ini. Tuduhannya informasi sementara ada kasus pencurian motor, dicurigai sebagai pelaku dan kejadiannya (pencurian). Nggak persis tahu kapan terjadinya seperti itu, saya prihatin," tutur Empang saat ditemui di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Palabuhanratu, Sukabumi.
Saat itu juga, Rahmat langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong lantaran mengalami sejumlah luka di sekujur tubuhnya.
Suasana haru pun sontak memenuhi ruang Instalasi Kamar Jenazah RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Istri dan anak Rahmat yang datang ke tempat itu menangis histeris setelah melihat kondisi korban yang tidak bernyawa.
Empang pun beberapa kali harus menenangkan anak dan istri korban. Hingga beberapa saat, kondisi istri dan anak Rahmat akhirnya bisa ditenangkan setelah jenazah korban dibawa pergi menggunakan ambulans untuk dimakamkan.
Sementara, polisi yang menerima laporan ini langsung turun tangan. Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Purnomo saat pertama kali dihubungi memastikan bakal mendalami peristiwa tersebut.
"Iya Reskrim masih melakukan rangkaian penyelidikan," singkatnya.
Setelah melakukan pemeriksaan, polisi memanggil 7 orang saksi ke Polres Sukabumi. Menurut Dian, di antara saksi yang diperiksa polisi tidak menutup kemungkinan ada yang kemudian dinaikan statusnya menjadi tersangka.
"Tidak menutup kemungkinan 7 orang ini menjadi tersangka," imbuhnya.
Terkait kronologi lengkap kejadian tersebut, Dian menjelaskan pihaknya mendapat laporan soal adanya korban yang tergeletak di jalan di wilayah Kecamatan Cikakak.
"Tadi malam kita mendapat laporan ada korban tergeletak di jalan Kecamatan Cikakak, kita datang kesana mengecek. Ternyata benar ada seorang pria yang kondisinya terluka kemudian kita bawa ke rumah sakit dan tadi pagi pukul 01.42 WIB korban meninggal dunia," pungkasnya.
Terkait penyebab korban terluka hingga kemudian tewas, Dian menjelaskan pihaknya masih melakukan pendalaman. "Terkait penyebab korban (tewas) kita masih pendalaman dan penyelidikan," pungkasnya.
Setelah itu, polisi lalu mengungkap sejumlah luka di tubuh Rahmat. Dari hasil autopsi, ada beberapa luka yang ditemukan di bagian kepala korban.
"Kami melakukan pendampingan pelaksanaan otopsi dokter forensik di RSUD Sekarwangi, Cibadak. Keterangan sementara ada beberapa luka benda tumpul di sekitar kepala, untuk hasil resmi nanti kita sampaikan untuk penguat atau alat bukti proses penyelidikan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.
Menurut Maruly, korban sempat dievakuasi oleh personel kepolisian yang mendatangi lokasi. Bahkan petugas disebut Maruly membawa korban untuk mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit.
"Upaya yang sudah dilakukan selain penyelamatan dibantu Polsek Cikakak, dibawa ke rumah sakit Palabuhanratu untuk pertolongan medis. Untuk pemeriksaan, selain istri korban dan saksi ada 7 orang yang kita periksa," ujar Maruly.
"Kita himpun ada beberapa TKP pertama di rumah, TKP kedua kejadian pertama, kedua, ketiga dan keempat almarhum dalam keadaan kritis. Kita padukan, mudah-mudahan bisa menjadi titik terang," sambung Maruly.
Terkait adanya informasi yang menyebut korban diduga mendapat tudingan sebagai pencuri hingga kemudian dihabisi, Maruly mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Ini masih kita dalami, karena memang penyidik satreskrim secara estafet sekarang membentuk timsus, menangani beberapa keterangan secara parsial bagaimana menangani bukti yang ada agar bisa kita simpulkan," tuturnya.
Untuk barang bukti, hingga saat ini polisi masih menggali keterangan saksi yang diperiksa. "Barang bukti belum, tapi alat bukti yang kita gunakan keterangan saksi-saksi dulu, kita rangkai dulu bagaimana sih ceritanya. Dari keterangan saksi kita compare dengan hasil olah TKP termasuk temuan barang bukti di sekitar TKP," pungkasnya.
(ral/mso)