Kondisi air sungai di Kota Sukabumi sungguh memprihatinkan. Apabila pencemaran lingkungan terus dilakukan, kemungkinan besar air di Kota Sukabumi bisa mengakibatkan gatal-gatal.
Hal itu disampaikan oleh Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan DLH Kota Sukabumi, Yuyu Furyuanti. Dia mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel di 29 titik dari 16 sungai dan hasilnya hanya satu yang tidak tercemar bakteri coliform.
"Hanya air sungai Cisaray di Kelurahan Subang Jaya yang memenuhi baku mutu, sisanya memang mengkhawatirkan karena sudah tercemar bakteri facial coli," kata Yuyu, Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menerangkan, sungai di Kelurahan Cipanengah, Lembursitu menjadi aliran sungai terparah dengan nilai pencemaran bakteri coliform sebanyak 6,88. Bakteri tersebut, kata dia, bersumber dari kotoran manusia dan hewan yang dibuang ke sungai.
"Kalau air sudah tercemar bisa berdampak terhadap penyakit kulit seperti gatal-gatal. Meski begitu, bisa dikatakan kualitas baku mutu air di Kota Sukabumi masih tercemar ringan," sambungnya.
Yuyu menjelaskan, wilayah Kota Sukabumi tidak memiliki sumber mata air. Adapun 16 aliran sungai yang ada bersumber dari wilayah Kabupaten Sukabumi.
Pihaknya mengaku akan terus melakukan evaluasi dampak sungai yang tercemar dan akan melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuang kotoran maupun sampah sembarangan. Tak terkecuali bagi para pelaku usaha, agar mengolah limbah industrinya dan tidak dibuang ke sungai.
"Melalui Proklim (Program Kampung Iklim) yang setiap tahun berjalan, kami akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah maupun kotoran tidak dibuang ke sungai," jelasnya.
"Khususnya masyarakat didorong untuk membuat septic tank komunal, agar tidak ada lagi yang membuang kotoran ke sungai," tambahnya.
(mso/mso)