Pohon Raksasa di Dago Bandung Tumbang, Ini Penyebabnya

Pohon Raksasa di Dago Bandung Tumbang, Ini Penyebabnya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 27 Apr 2023 17:44 WIB
Pohon tumbang di Dago karena tak memiliki akar utama
Pohon tumbang di Dago karena tak memiliki akar utama (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Pohon besar di Jalan Kidang Pananjung, Dago, Kota Bandung pada Rabu (26/4/2023) kemarin tumbang. Pohon tersebut membuat satu unit mobil terbalik dan menghancurkan satu bangunan.

Hingga kini, pohon tersebut masih dalam proses penanganan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Pertamanan (DPKP3).

"Pohon tumbang di dago kemarin diangkut kemarin teh belum beres mungkin saking besarnya pohon jadi nggak bisa sekaligus sekarang dilanjut kesana sampai selesai. Mungkin butuh waktu sekitar dua harian," kata Asep Suryana Kasubag TU DPKP3 dihubungi detikJabar Kamis (27/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep menjelaskan bahwa pohon tersebut tumbang karena tidak adanya akar panjer atau akar utama.

"Jadi ini juga himbauan ya, saya tadi dengan tim ke lapangan. Waktu dilihat oh pantes, ternyata akar utama atau akar panjernya nggak ada. Itu karena kebiasaan orang suka membakar sampah di dekat pohon, menyiram air panas atau zat kimia. Jadi akar pohon kehilangan kekuatannya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Masyarakat tentu mempertanyakan bagaimana tanggungjawab Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung perihal perawatan pohon di kota Bandung. Asep mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan perawatan rutin setiap harinya.

"Allah SWT itu sudah ciptakan pohon segimanapun rimbun, akarnya kalo panjang akan kuat. Jadi jangan pohon air panas sama zat kimia. Secara rutin kita ada pemeliharaan cuma namanya musibah kita nggak tau, sama seperti takdir manusia kita tidak tahu pohon juga sama," ucap Asep.

Ia menjelaskan bahwa biasanya pohon tumbang karena terlalu rimbun dan akar tidak kuat menunjang. Selain faktor manusia, akar pohon juga bisa mengalami kelapukan.

Asep menjelaskan, pihak DPKP belum bisa menerawang soal kekuatan akar dan pemeliharaan akar. Namun pihaknya melakukan perawatan dengan melakukan pemangkasan guna mencegah beban pohon terlalu banyak.

"Kebanyakan sama kayak yang di Kidang Pananjung akarnya tidak bisa menunjang. Kenapa? Karena akarnya mungkin sudah lapuk. Kalau kita nggak bisa menerawang gimana kondisi akar," ucap Asep.

"Jadi kami mengurangi beban pohon supaya jika ada beban tambahan air hujan yang deras dan angin, tidak akan keberatan. Pemeliharaan pohon biasa kita kan secara rutin setiap hari ada gitu berdasarkan permohonan dari masyarakat," tambahnya.

Asep mengaku, pihaknya berusaha mengikuti perintah Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna yang meminta 75% personel OPD ada di lapangan.

Namun meskipun sudah keliling lapangan, pihaknya butuh waktu untuk memproses laporan. Ia pun mengaku merasa kewalahan dengan laporan dari masyarakat.

"Setiap hari kan kita menerima permohonan dari masyarakat lebih dari 10 orang gitu, biasanya lewat surat. Kami kewalahan. Kan pohon secara rutin sudah ada pemeliharaan setiap hari," katanya.

"Selain itu juga himbauan pada masyarakat ya, jangan membakar sampah di dekat pohon, menyiram air panas atau zat kimia. Agar akar pohon tidak kehilangan kekuatannya," ucap Asep.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads