Badan Geologi Bakal Perketat Aturan Pengambilan Air Tanah

Badan Geologi Bakal Perketat Aturan Pengambilan Air Tanah

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 27 Apr 2023 20:15 WIB
Semburan api di Rest Area 86B Tol Cipali, Subang pada Rabu (26/5/2023) malam
Semburan api di rest area Tol Cipali (Foto: Istimewa).
Bandung -

Badan Geologi, Kementerian ESDM mengungkap dugaan penyebab semburan api yang terjadi di rest area Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 86 B. Semburan gas berada di sumur bor dengan kedalaman 100 meter.

Mengutip detikFinance, Fungsional Penyelidik Bumi PATGTL Wahyudin mengungkapkan dari sisi tanah dan geologi, tata lingkungan pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur bor. Informasi awalnya adalah kedalaman sumur bor 100 meter sudah berizin tahun 2020.

Namun, izin air tanahnya sudah kedaluwarsa. Dan, berdasarkan informasi lapangan karena debit air kurang, dari pengelola mengganti pompa baru dan menambah 5 Pka. Pada tanggal 15 April saat terpasang pompa baru dan sudah ada semburan air berbau belerang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air tanah di wilayah Jabar bagian utara banyak dijumpai industri yang memakai air tanah. Ke depan jadi masukan untuk Badan Geologi melokalisir wilayah yang kemungkinan ada semburan gas untuk memberi perizinan air tanah ke depannya. Sehingga lebih selektif dalam memberi izin untuk penggunaan air tanah," tegas Wahyudin.

Sekadar diketahui, Penyelidik Bumi Muda Bidang Sumber Daya Miga Pusat Survei Geologi Iwan Sukma Gumilar mengatakan wilayah utara Jabar memiliki lapangan migas. "Jadi, kita lihat dari struktur bawah permukaannya itu memang ada antiklin yang memungkinkan migas terakumulasi," kata Iwan Sukma kepada detikJabar, Kamis (27/4/2023).

"Titik sumur (semburan) itu berada di puncak antiklin. Nah, seperti kayu atau penggaris yang dibengkokkan atau melengkung. Maka, puncaknya itu kan banyak rekahan atau zona lemah," ucap Iwan menambahkan.

ADVERTISEMENT

Iwan mengatakan gas keluar dari zona lemah tersebut. Ia mengatakan lapisan aluvial atau tanah yang terbentuk karena endapan terbilang tipis. Sehingga, tanah tersebut merekah dan mengeluarkan secara alamiah.

"Apalagi posisinya di puncak antiklin atau zona lemah. Namanya fluida itu kan terus mengalir mencari zona lemah untuk keluar," kata Iwan.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads