Sebagian besar wilayah Asia mengalami rekor kenaikan suhu, mulai dari Thailand, Laos India sampai Bangladesh. Fenomena meningkatnya suhu di daratan ini ternyata terjadi pula di lautan.
Seperti dikutip detikINET dari Guardian, gelombang panas menerpa para makhluk di dalam laut. Ini akibat temperatur samudera dunia baru-baru yang bahkan hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sejak pencatatan satelit dimulai.
Sejak awal April suhu rata-rata di permukaan laut berada di posisi 21,1 celsius melampaui suhu tertinggi sebelumnya yakni 21 derajat celsius di tahun 2016. Data ini diperoleh dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Suhu Panas Mengerikan yang Terjang Asia
Fenomena cuaca La Nina selama 3 tahun di seluruh Pasifik tropis yang luas membantu menekan suhu dan meredam efek peningkatan emisi gas rumah kaca. Tapi ilmuwan mengatakan panas saat ini naik ke permukaan laut, terkait dengan potensi fenomena El Nino yang berisiko meningkatkan cuaca ekstrim dan suhu panas.
Dr Mike McPhaden, peneliti senior di NOAA menyebut La Nina yang terjadi 3 tahun berurutan telah berakhir. Periode dingin yang berkepanjangan ini menurunkan suhu permukaan rata-rata global meskipun gas rumah kaca di atmosfer meningkat. Saat ini, hal itu sudah tidak terjadi.
"Sekarang setelah ini berakhir, kita mungkin melihat sinyal perubahan iklim datang dengan keras dan jelas," sebutnya. Periode La Nina punya pengaruh pendinginan pada suhu global. Adapun dengan periode El Nino, suhu lautan di lebih hangat dari biasanya dan suhu global meningkat.
Celakanya, lautan yang lebih hangat dapat membunuh kehidupan laut, menyebabkan cuaca yang lebih ekstrem, dan juga menaikkan level permukaan laut. Selain itu, lautan juga menjadi kurang efisien dalam menyerap gas rumah kaca.
Tulisan ini telah tayang di detikInet dengan judul "Suhu Daratan dan Lautan Makin Panas, Ilmuwan Cemas". Baca artikel aslinya di sini.
(tya/tey)