Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah Bandung Raya sudah memasuki masa pancaroba alias masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, secara empiris wilayah Bandung Raya sudah memasuki masa pancaroba pada bulan April hingga Mei dasarian I.
Pada masa pancaroba ini menurutnya, potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat dalam durasi singkat dan angin kencang akan meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu potensi bencana hidrometerologi lainnya seperti hujan es dan puting beliung akan juga meningkat. BMKG Bandung masih akan memantau kondisi tersebut berdasarkan analisis data observasi cuaca dan data satelit," kata Rahayu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/4/2023).
Menurut Rahayu, musim kemarau di Bandung Raya sendiri bakal terjadi pada dasarian II bulan Mei 2023 mendatang. Sedangkan untuk puncak kemarau, diprediksi akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2023.
"Dengan sifat hujan normal - bawah normal. Namun demikian hingga saat ini proses analisa observasi data curah hujan masih berlangsung," ujarnya.
BMKG juga menyatakan jika musim kemarau pada tahun ini akan bersifat lebih kering dibandingkan kondisi klimatologisnya. "Oleh karena itu wilayah Bandung Raya juga berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari," jelas Rahayu.
Rahayu juga mengingatkan potensi bencana yang bakal terjadi di Bandung Raya. Sebab kata dia, Bandung Raya berada di dalam Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh banyak gunung-gunung dan bukit dengan elevasi mencapai lebih dari 2.000 mdpl.
"Kondisi itu menyebabkan wilayah Bandung Raya memiliki potensi bencana hidrometeorologi terkait topografi seperti tanah longsor. Selain itu masih ada potensi bencana lainya seperti hujan es dan angin kencang/puting beliung," paparnya.
(bba/dir)