21 Quotes tentang Hari Kartini yang Menginspirasi

21 Quotes tentang Hari Kartini yang Menginspirasi

Kevin Alfarizky - detikJabar
Jumat, 21 Apr 2023 12:00 WIB
RA Kartini
RA Kartini. (Foto: Arsip Nasional RI)
Bandung -

Banyak orang mencari kutipan tentang Hari Kartini menjelang peringatannya pada 21 April ini. Hari Kartini diperingati sebagai momen untuk mengenang perjuangannya dalam mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia berkat perjuangannya terhadap hak-hak wanita dan pendidikan bagi perempuan. Ia lahir sebagai putri dari seorang Bupati Jepara dan mendapatkan pendidikan dari orang Belanda.

Kartini melakukan perjuangan untuk melepaskan dirinya dari tradisi Jawa yang membatasi perempuan pada zamannya. Salah satu caranya dengan mendirikan sekolah untuk perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang hidupnya, Kartini menulis banyak surat kepada teman-temannya yang tinggal di Belanda. Kutipan-kutipan Kartini yang diambil dari surat-surat tersebut kini dijadikan sebagai pengingat bagi para wanita untuk terus berjuang dalam mewujudkan impian mereka.

Melansir dari detiknews dan beberapa sumber lainnya, berikut adalah 21 Kumpulan Quotes Hari Kartini yang Menginspirasi:

  • Habis gelap terbitlah terang.
  • Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai "ibu" dalam arti sebenarnya.
  • Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
  • Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.
  • Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
  • Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid.
  • Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.
  • Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan. Karena inilah yang akan membawa bahagia baginya.
  • Jangan biarkan kegelapan kembali datang, jangan biarkan kaum wanita kembali diperlakukan semena-mena.
  • Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.
  • Bila golongan atas sudah berpendidikan, maka pendidikan seluruh bangsa hanya soal waktu saja.
  • Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.
  • Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.
  • Dan biarkan saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan amati dengan rasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.
  • Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.
  • Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.
  • Agama memang menjauhkan kita dari dosa, tapi berapa banyak dosa yang kita lakukan atas nama agama.
  • Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh, demikianlah pula dalam hidup manusia, bukan? Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain yang lebih sempurna, yang boleh menjadikan buah.
  • Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
  • Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?
  • Jangan kau katakan saya tidak dapat, tetapi katakan saya mau.
(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads