Lonjakan volume kendaraan di Jalur Pantura menyulitkan warga untuk menyebrang jalan. Namun, di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat warga memanfaatkan kolong jembatan sebagai penyeberangan untuk menghindari kecelakaan di tengah ramainya arus mudik Lebaran.
Pantauan detikJabar di kolong jembatan Kali Maja Desa Larangan, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu sejak pagi mulai ramai dilintasi warga setempat. Meski harus menundukkan kepala, namun penyebarangan kolong jembatan ini jadi alternatif utama warga menghindari kecelakaan.
"Awalnya itu banyak kecelakaan di jalan raya, terus banyak yang punya ide bikin terowongan. Awalnya hanya pakai tanah aja. Ini udah lama, setiap tahun," kata Panitia Penyebarangan Kolong Jembatan, Sudana (52), Rabu (19/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pembuatan penyeberangan alternatif ini dilakukan sejak sepekan jelang Lebaran. Secara gotong royong, warga setempat mulai menata kayu di sepanjang kolong jembatan dengan lebar sekitar 2 meter agar bisa dilintasi dua arah.
Selain itu, mereka juga membuka bendungan agar air sungai surut. Bahkan panitia menyiagakan satu mesin pompa air untuk digunakan ketika debit air sungai naik.
"Itu swadaya masyarakat, gotong royong, dananya dari masyarakat ya nyumbang berapa gitu buat kebutuhan kayu dan makan. Ini kurang lebih Rp20 juta (biaya pembuatan)," ujar Sudana.
Panitia penyebrangan di kolong jembatan Kali Maja ini mulai berjaga sejak pagi hingga malam. Mereka (panitia) secara bergiliran berjaga selama 3 jam sekali.
![]() |
Penjaga penyebrangan bertugas membantu pemotor yang kesulitan menyebrang. Beberapa orang berjaga di sekitar tanjakan untuk mendorong motor.
Pemotor yang hendak menyebrang biasanya memberikan upah kepada penjaga. Dalam sehari omset penyebrangan kolong jembatan bisa menembus Rp800 ribu per 3 jam.
"Iya tidak tentu kalau lagi ramai per shift nya bisa nyampe Rp800 ribu," ujarnya.
(tya/tey)