Dear Pemudik, Ini Risiko Bawa Bayi Mudik Naik Motor

Dear Pemudik, Ini Risiko Bawa Bayi Mudik Naik Motor

Tim detikHealth - detikJabar
Rabu, 19 Apr 2023 18:00 WIB
Ratusan pemudik motor melintasi Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta timur, Selasa (18/4/2023).
Ilustrasi mudik membawa anak kecil (Foto: Pradita Utama)
Bandung -

Pemudik yang menggunakan kendaraan motor beberapa di antaranya nekat sembari membawa bayi. Hal ini tentu berisiko, apalagi perjalanan mudik terbilang jauh dan membutuhkan waktu berjam-jam.

Mengutip dari detikHealth, dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengatakan banyak risiko yang bakal dihadapi ketika membawa bayi mudik menggunakan sepeda motor. Sebab, bayi sangat rentan mengalami cedera kepala, leher, dan tulang belakang.

Ia mengatakan sekitar 30 persen bobot bayi berada di kepala dan leher. Kondisinya belum mampu menopang kepala. "Secara biomekanik kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yg cukup," terang Denta dikutip dari akun Twitter @sdenta atas izin yang bersangkutan, Rabu (19/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Denta, ada lima risko ketika mengajak bayi mudik menggunakan sepeda motor.

1. Shaken Baby Syndrome

Membawa bayi di perjalanan mudik menggunakan motor mempunyai risiko yang sangat tinggi, misalnya berupa cedera kepala berat, perdarahan otak, dan risiko lainnya. Sebenarnya, bayi yang diayun-ayunkan saja bisa mengalami risiko shaken baby syndrome.

ADVERTISEMENT

2. Trauma multiple

Tak hanya shaken baby syndrome, mengajak bayi menggunakan motor dapat menyebabkan trauma multiple. Artinya, terdapat cedera pada beberapa bagian tubuh bayi yang terjadi secara bersamaan, seperti pendarahan rongga perut, patah rusuk, dan tungkai.

3. Cedera karena terjepit

Sebenarnya, bayi belum bisa mengatur gerakan dengan bebas. Maka itu, ketika merasa terjepit, bayi tidak bisa memperbaiki gerak tubuhnya sendiri. Hal inilah yang membuat beberapa bayi mengalami cedera.

4. Tersedak

"Pada beberapa kasus lain yang pernah saya tangani, cedera kepala pada bayi (atau hipotermia juga) bisa membuat kesadaran bayi menurun, bayi letoy jadi gak bisa minum, dipaksa minum terjadi aspirasi atau tersedak, ya jadi batuk-batuk," katanya.

5. Hipotermia

Bayi juga memiliki risiko terkena hipotermia atau kedinginan jika dibawa perjalanan jauh dan berjam-jam.

"Risiko lainnya yang dapat terjadi pada bayi adalah hipotermia atau kedinginan. Bayi! Gak boleh! Kedinginan! Bayi dengan hipotermia risiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan, metabolisme, sampai gangguan kesadaran," tulis dr Denta.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads