Idul Fitri menjadi momen spesial bagi setiap orang yang merayakan. Apalagi bagi para perantau, yang menyimpan asa berlebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Hal itu juga yang dirasakan Nuge (21) dan John (20). Dua pemuda asal Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka menggenggam asa bisa mudik ke kampung halaman menjelang Idul Fitri yang tinggal beberapa hari lagi.
Selasa (18/4/2023) malam, keduanya kedapatan sedang beristirahat di fasilitas bilik tidur Pos Pengamanan (Pospam) Polres Cimahi di Simpang Padalarang. Memulihkan tenaga usai menempuh perjalanan panjang dari Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, mereka mudik dari Bogor ke Lombok bukan menunggu motor maupun mengendarai mobil. Tapi memilih ngompreng alias nebeng dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya.
"Rencananya kita mau mudik ke Lombok, tapi kita numpang-numpang kendaraan gitu dari Bogor. Jadi berangkat dari Bogor tadi pagi, itu sudah nebeng," ujar Nuge saat berbincang dengan detikJabar.
Kendaraan apapun yang bisa mereka tumpangi dan membawa keduanya selangkah lebih dekat ke kampung halaman tak jadi soal. Ada truk, mobil bak terbuka, bahkan kendaraan pribadi yang ikhlas memberi tumpangan tak bakal disia-siakan.
Lantas apa alasan Nuge dan John mudik dengan cara tak lazim seperti itu? Ternyata bukan soal uang. Namun mereka kehabisan tiket untuk pulang ke Lombok menggunakan transportasi umum.
"Kemarin sebetulnya sempat cari tiket, tapi nggak kebagian karena sudah habis. Kalau pesawat yang terlalu mahal juga kan uangnya nggak cukup. Nah kebetulan suka berpetualang, jadi kita coba ngompreng," ucap Nuge.
Nuge dan John bukan dua pemuda biasa. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB). Nuge mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan semester 6, sementara John mahasiswa Ilmu Pertanian semester 4.
"Kebetulan nggak setiap tahun, baru kali ini (numpang-numpang). Mumpung liburannya panjang, jadi iseng aja ngompreng," tutur Nuge.
Sementara John, bercerita soal kendala yang dialami selama perjalanan ngompreng mereka. Misalnya saat menghentikan kendaraan namun tak ada yang mau memberi tumpangan.
"Selama perjalanan kendalanya nggak dapat tumpangan. Ada yang nggak kasih karena bawa barang. Ada juga mungkin yang mikir takut dibegal. Tapi ya dinikmati saja sambil jalan pelan-pelan," kata John.
Perjalanan panjang yang mereka tempuh tentunya sudah diperhitungkan matang-matang. Mereka tak cuma membawa diri dan pakaian yang menempel. Namun sudah menyiapkan berbagai perbekalan seperti pakaian ganti, alat mandi, serta uang yang disimpan di tas carrier khas anak gunung.
John menyebut estimasi waktu tiba dari Bogor ke Lombok berkisar antara empat sampai lima hari. Sebab perjalanan ngompreng mereka akan diwarnai dengan perjalanan laut saat menyeberang dari pulau Jawa ke NTB.
"Estimasi 4 sampai 5 hari itu kita sudah menyeberang pakai kapal laut. Mudah-mudahan sih masih sempat lebaran di kampung," kata John.
(dir/dir)