Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Tasikmalaya kembali menggelar demonstrasi di lingkungan kampus Jalan RE Martadinata Kota Tasikmalaya, Senin (10/4/2023).
Aksi kali ini masih berkaitan dengan dampak penutupan kampus itu oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Dua pekan sejak melakukan aksi demonstrasi yang pertama, mahasiswa belum memperoleh kejelasan terkait nasib mereka.
"Kami merasa telah ditelantarkan oleh pihak STMIK sekaligus oleh DIKTI sebagai pihak yang menutup kampus," kata Irfan Fauzi, kordinator lapangan aksi sekaligus mahasiswa semester 6 STMIK Tasikmalaya.
Para mahasiswa meminta STMIK Tasikmalaya serius mengurus upaya pemindahan mahasiswa melalui mekanisme merger. Pihak DIKTI pun menurut Irfan seharusnya proaktif membantu memfasilitasi hak-hak mahasiswa.
"DIKTI yang menutup pun harus ikut tanggung jawab, harus turun langsung membantu menyelesaikan masalah ini," kata Irfan Fauzi.
Dia menambahkan dalam kurun 2 pekan ini, nyaris tidak ada perkembangan positif terkait penyelesaian masalah ini. Hingga akhirnya banyak mahasiswa yang memilih untuk mengurus kepindahan secara mandiri.
"Pihak kampus seperti sengaja membiarkan kami lelah dengan kondisi ini, sehingga kami pindah mandiri lalu pihak kampus cuci tangan begitu saja," kata Irfan.
Terbukti kata Irfan, saat ini mulai banyak mahasiswa yang memilih pindah secara mandiri dan menanggung biaya pindah sendiri.
"Tapi yang perlu diingat bahwa tidak semua mahasiswa mampu menanggung beban biaya pindah secara mandiri. Jadi kami tetap menuntut proses merger STMIK dilakukan secepatnya," kata Irfan.
Sementara itu jalannya aksi demonstrasi sendiri diikuti oleh ratusan mahasiswa. Mereka berkumpul di dalam aula kampus sambil berorasi. Perwakilan kampus sempat menemui mahasiswa, namun ditolak. Karena mahasiswa menghendaki Ketua Yayasan STMIK Tasikmalaya, Restu Adiwiyono yang hadir langsung. Sementara Restu sendiri dikabarkan sakit sehingga tak bisa hadir.
Mahasiswa akhirnya menumpahkan kekesalan dengan berorasi dan menuliskan aspirasi di spanduk. Aksi ini juga mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Polres Tasikmalaya Kota.