Menggunakan media sosial kini menjadi suatu kebutuhan bagi seseorang. Namun ada imbas buruk yang dialami, beberapa orang mengalami stres karena interaksi di media sosial.
Dilansir detikHealth, menurut psikolog dan grafolog, Joice Manurung seseorang bisa melakukan detoks media sosial yaitu rehat sejenak untuk tidak menggunakan media sosial. Namun tidak ada waktu yang pasti perihal berapa lama seseorang perlu detoks media sosial.
"Sesungguhnya tidak pernah ada waktu mengapa kondisi seseorang itu antara subjektif. Contohnya, orang mengalami kecemasan, saya cemas, saya depresi, marah, ini kan punya spektrum jadi nggak pernah ada satu patokan pasti sehingga bagaimana seseorang membatasi," ungkapnya dalam siaran detikPagi, Senin (4/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Joice menggambarkan, pada beberapa kasus, seorang pengguna media sosial bisa membutuhkan waktu hingga tahunan untuk rehat dari dunia maya, sementara ada orang yang bisa merasa tenang kembali hanya dengan rehat selama dua jam. Atau pada kasus lainnya, seseorang memutuskan untuk berhenti total dari media sosial demi mengatasi kecemasan yang timbul akibat interaksi di dunia maya.
"Itu ada sesuatu yang harus dia selesaikan dalam kurun waktu yang panjang. Intinya, satu yang paling paham adalah orang yang mengalami. Kita yang menentukan, kita yang paham indikasi-indikasinya," beber Joice.
"Jadi berapa lama? Kalau masih marah, masih aktif bermedia sosial, melihat postingan orang lain naik kapal pesiar marah lagi. Berarti belum kelar situasinya. Mungkin perlu ditambahkan. Tapi kalau dua jam saja nggak buka medsos sudah recovery, ada juga. Jadi bergantung pada diri sendiri-sendiri," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.