Heru Aktor dari Garut Pernah Jadi Korban Bully: Dimasukkan ke Koper

Heru Aktor dari Garut Pernah Jadi Korban Bully: Dimasukkan ke Koper

Hakim Ghani - detikJabar
Jumat, 07 Apr 2023 05:00 WIB
Heru Wahyudin
Heru Wahyudin (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Nama Heru Wahyudin (25) kini menjadi perbincangan warga Garut, karena perannya sebagai Udin, dalam serial Sitkom Ramadhan yang ditayangkan akun influencer lokal di Garut. Ada banyak hal yang bisa dipelajari, dari Heru yang tetap semangat menjalani hidup meskipun dalam keterbatasan fisik ini.

Pemeran Udin dalam Sitkom Ramadhan Garut Update, membetot perhatian warganet yang menyaksikannya. Bagaimana tidak, Udin yang memiliki keterbatasan fisik, bisa menghibur para pemirsa. Setiap aksinya yang kocak, mengundang gelak tawa penonton.

Perannya sebagai Udin dalam serial itu, ternyata tak jauh berbeda seperti keseharian Heru. Dia selalu tampil riang gembira dan penuh tawa di wajahnya. Perawakan yang kecil, tak seperti orang seusianya, tak menjadi halangan bagi Heru, untuk selalu bahagia setiap hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perbincangannya dengan detikJabar belum lama ini, Heru menceritakan kisah hidupnya itu. Dia terlahir dari pasangan Mustopa dan Juanah. Heru dilahirkan pada 17 April 1997 di sebuah kecamatan kecil di ujung utara Kabupaten Garut, Selaawi.

Sejak kecil, Heru mengaku sudah menyadari perbedaan yang ada pada dirinya. Sebab, masing-masing satu dari kakak dan adiknya, memiliki postur tubuh yang menjulang.

ADVERTISEMENT

"Dari SD sudah tahu bahwa saya berbeda. Kalau adik sama kakak, tinggi besar seperti orang tua," ungkap Heru.

Heru si artis 'cilik' dari pelosok GarutHeru si artis 'cilik' dari pelosok Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Usut punya usut, Heru kemudian mengetahui sebab tubuhnya yang cebol. Dia diketahui memiliki keturunan dari sang kakek, yang memiliki tubuh sepertinya.

Entah apa jurusnya, perbedaan itu, langsung begitu saja diterima oleh Heru. Meskipun dia tahu, bukan perkara mudah bergaul dengan teman sebaya, di tengah keterbatasan fisiknya.

Heru mengaku sempat menjadi korban bullying di sekolah dulu. Tapi, dengan begitu saja, Heru justru menerima dengan hati yang lapang.

"Pernah pas SD dimasukin ke koper umroh sama teman. Tapi ya ketawa-ketawa saja, enggak apa-apa," kelakarnya.

Heru mengaku memiliki formula untuk hidup bahagia, di tengah keterbatasannya. Ada satu hal bernama ikhlas, yang dia pelihara sedari kecil.

"Ada dua hal yang orang tua ajarkan kepada saya. Pertama ikhlas, jadi apapun keadaanya, saya nothing to lose aja. Ikhlas," ucap Heru.

Kemudian, kata Heru, dia juga selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Karena dia tahu, mengeluh bukanlah solusi yang akan membawanya ke takdir terbaik kehidupan.

"Petuah dari orang tua yang kedua, adalah selalu semangat dan tersenyum," kata Heru.

Salah satu semangat Heru yang banyak menginspirasi adalah, tepat waktu. Hal itu banyak diapresiasi oleh kru pembuat film, yang bekerjasama dengannya.

"Kalau syuting jam 8, Kang Heru sudah ada di lokasi jam 7. Padahal kru masih pada tidur semua," ucap Dino, salah seorang kru.

Heru diketahui selalu datang tepat waktu dan profesional ketika menjalani pekerjaan. Berbekal motor mini, Heru berangkat dari Selaawi menuju pusat perkotaan Garut, yang memiliki waktu tempuh sekitar 2 jam.

Heru berpesan pada para penontonnya, untuk selalu gembira dan semangat menjalani hidup, apapun situasinya. Sebab, kata Heru, kebahagiaan yang mampu membawa hidup menjadi lebih baik.

"Percuma mengeluh, karena mengeluh bukan solusi," pungkas Heru.

(yum/yum)


Hide Ads