Akibat terjangkit virus polio tipe 2, Rodman yang merupakan anggota KOMDA KIPI Jawa Barat dan juga staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHS-FK Unpad mengatakan anak tersebut mengalami kelumpuhan.
"Ditemukan tanggal 14 Maret di Purwakarta anak usia 4 tahun, kemudian dilakukan pemeriksaan di Bio Farma ternyata positif virus polio tipe 2 sehingga menyebabkan anak tersebut lumpuh," kata Rodman dihubungi detikJabar via sambungan telepon, Kamis (6/4/2022).
Rodman menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetapkan kejadian luar biasa (KLB) dengan ditemukannya delapan kasus polio di Purwakarta.
Menurutnya, virus ini sangat berbahaya dan penularan cepat, apalagi terhadap subjek yang imunisasinya tidak lengkap. Penyebaran virus ini dapat diantisipasi dengan imunisasi.
"Virus ini sangat berbahaya, cepat menular terutama anak-anak yang tidak pernah lengkap imunisasinya, kemudian lingkungan kebersihannya, air, makanan, minuman yang tidak bersih kedah sekali penyebarannya," ungkapnya.
"Virus itu masuk mulut, kemudian masuk ke dalam pencernaan, kemudian lewat pembuangan, dibuang melalui buang air besar nah di situ kumannya itu akan menyebar, menyebar lewat makanan, kemudian apabila makanan terkontaminasi lewat tinja yang masuk ke lingkungan kemudian ada seseorang yang tidak bersih tangannya bisa tersebar lagi," tambahnya.
Rodman menjelaskan, jika anak lengkap lakukan imunisasinya maka penyebaran virus polio itu tidak akan terjadi. "Jadi berputar demikian, tapi bagi mereka yang lengkap imunisasinya hal itu tidak akan terjadi," tuturnya.
Rodman juga mengatakan, cakupan imunisasi polio di kala pandemi COVID-19 rendah dan hal tersebut yang membuat penyebaran virus ini terjadi lebih cepat.
"Waktu pas covid cakupan vaksin kita rendah di bawah cakupan, di bawah 60 persen, akibat cakupan yang rendah terjadinya penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi," katanya.
Minta Orang Tua Proaktif
Menanggapi delapan kasus polio di Purwakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB). Ia pun meminta agar orang tua tak segan mengimunisasi anaknya dengan vaksin polio.
"Pemerintah Kemenkes melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan sub PIN, karena ini di Jawa Barat jadi Sub Pin, dilaksanakanlah imunisasi nama vaksinnya itu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 khusus apabila terjadi KLB, karena yang lumpuh tersebut disebabkan virus polio 2 diberikan Novel Oral Polio Vaksin tipe 2," jelasnya.
Menurut Rodman, vaksin buatan Bio Farma ini aman dan sudah terbukti bagus dan sudah digunakan di 13 negara dengan 200 juta dosis. "Ini yang kemarin dipakai ketika terjadi penemuan kasus di Aceh dan Sumatera Utara dan dipakai 2 juta dosis di provinsi tersebut kemudian hasilnya bagus dan vaksinnya aman," ujar.
Pihaknya mengapresiasi Pemprov Jabar yang melakukan percepatan vaksinasi polio ini untuk mencegah penyebaran kasus polio di Jawa Barat.
"Upaya pemerintah dalam hal ini Pemprov Jabar menargetkan dua kali putaran, putaran pertama Tanggal 3-10 April kemudian putaran kedua di Bulan Mei, jadi anak itu mendapatkan dua kali pemberian, sekarang setetes nanti bulan depan dua tetes. Targetnya 3,9 juta dari 0-59 bulan," tuturnya.
"Sudah bagus, jadi saya dapatkan laporan dari Bu Kadis dari Tanggal 3-6 sudah 44 persen lebih, Bulan April ini ya," tambahnya.
Disinggung terkait anak yang tidak lengkap imunisasinya, Rodman menyebut vaksinasinya dikejar dengan menggunakan vaksin sub PIN.
"Bagi yang tidak lengkap sekarang dikejar, diberi vaksinasi, jadi bayi-bayi yang lahir 0 bulan sampai 59 bulan targetnya, kalau yang belum sekarang dikasih, vaksinasi program ini berjalan ditambah vaksin sub PIN ini," tuturnya.
Rodman kembali menegaskan, vaksin buatan Bio Farma ini aman digunakan dan masyarakat jangan khawatir.
"Vaksin ini sangat aman, tidak berikan efek samping yang berat dan berikan perlindungan yang tinggi untuk mencegah anak itu dari polio. Gak ada efek samping, efek samping ringan paling rewel, sangat aman ya," pungkasnya. (wip/yum)