"Kami berharap masyarakat akan lebih memiliki lauk pauk ikan, karena kandungan proteinnya jauh lebih baik dari daging ataupun lauk pauk lainnya," kata Ono dalam keterangan tertulis, Rabu (5/4/2023).
Hal ini disampaikannya dalam Perluasan Safari Gemarikan, di Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI hari ini.
Lebih lanjut Ono menegaskan pengentasan stunting dilakukan untuk mencetak generasi muda yang handal. Pengentasan dilakukan dengan menyasar balita usia maksimal 2 tahun atau usia 1.000 hari sejak fase awal kehamilan untuk terbiasa mengonsumsi protein yang bersumber dari ikan.
Ono berharap kegiatan tersebut dapat mewujudkan generasi emas di tahun 2045 yang gemar makan ikan. Selain itu, ia juga berharap kegiatan ini bisa dilakukan dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan semua komponen masyarakat.
"Dengan konsumsi ikan permasalahan stunting dapat tertanggulangi dan cita-cita membentuk generasi emas 2045 dapat terwujud," tegasnya.
Sementara itu, Sekertaris DJPDS KKP Mahmud MSc mengatakan kegiatan ini dilakukan karena angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang masih rendah. Sehingga pada saat itu Presiden RI, Megawati menginisiasi budaya makan ikan sehingga indeks konsumsi ikan mengalami kenaikan.
"Kemudian dalam perjalanannya stunting menjadi salah satu permasalahan di negara kita, sehingga mendapat perhatian serius Presiden RI, Joko Widodo, dimana penyebab dari stunting itu sendiri akibat kurangnya asupan protein dan gizi," ujarnya.
Ia menambahkan pihaknya juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan asupan nutrisi untuk percepatan penurunan stunting dan gizi buruk. Salah satunya adalah gerakan makan ikan dengan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui kegiatan perluasan safari Gemarikan.
"Stunting itu sendiri adalah gangguan pertumbuhan secara fisik dan otak akibat kekurangan protein dan gizi," terangnya.
Ia menambahkan salah satu kandungan gizi dari ikan adalah Omega 3 yang bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan. Menurutnya untuk mendapatkan ikan dengan kandungan Omega 3 yang cukup tinggi, tidak perlu mengkonsumsi ikan impor tetapi ikan di perairan Indonesia sendiri kaya akan Omega 3.
"Ikan dengan Omega 3 tinggi tidak perlu impor karena ikan di perairan kita sendiri memiliki kandungan omega 3 cuku tinggi, salah satunya ikan bandeng kandungan Omega 3 nya mencapai 28 persen," pungkasnya.
Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jabar, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Kapolsek Bongas, Camat Bongas beserta para Kepala Desa se Kecamatan Bongas. Dalam kegiatan tersebut juga dibagikan 500 paket kepada masyarakat Indramayu berisi ikan dan makanan olahan dengan bahan baku ikan.
(prf/ega)