Apakah Memotong Kuku dapat Membatalkan Puasa?

Apakah Memotong Kuku dapat Membatalkan Puasa?

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 06 Apr 2023 07:00 WIB
Nail technician clipping customers nails at the nail salon
Foto: iStock
Bandung -

Detikers, di bulan puasa kita memang dianjurkan agar melakukan segala amalan guna memperoleh pahala sebanyak-banyaknya.

Di bulan ini kita juga harus mampu menghindari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Di antaranya seperti menahan lapar, haus, dan nafsu.

Namun, ada beberapa hal yang kerap menjadi pertanyaan. Salah satunya yakni hukum memotong kuku saat puasa Ramadhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa orang mungkin masih bingung, apakah memotong kuku membatalkan puasa kita? Berikut penjelasannya dirangkum oleh detikJabar.

Hukum Sunnah Fitrah

Di dalam ajaran Agama Islam ada bab yang membahas tentang bersuci, yaitu thaharah. Hal ini mengajarkan kita untuk menyucikan diri dari hadats kecil, besar, dan najis. Dalam melakukan thaharah, ada beberapa media yang bisa digunakan, yakni air, debu yang suci, dan batu untuk diinjak.

ADVERTISEMENT

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,

"'Aku bagi kalian seperti seorang ayah. Aku mengajari kalian apabila kalian hendak pergi ke WC janganlah menghadap kiblat dan jangan membelakanginya, serta jangan bersuci dengan tangan kanan.' Beliau juga memerintahkan untuk bersuci dengan tiga batu. Beliau melarang bersuci dengan kotoran hewan dan tulang." (Hadits Nasai No.40)

Sementara memotong kuku adalah salah satu dari lima sunnah fitrah dalam Islam mengenai kebersihan. Tujuannya adalah menghindari penumpukan kotoran dan kuman di ujung jari.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ

Artinya: "(Sunnah) fitrah ada lima, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, memendekkan kumis, dan memotong kuku." (HR Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, dalam riwayat lain diterangkan memotong kuku merupakan salah satu sunnah fitrah yang terdiri dari 10 hal. Dari Aisyah RA, ia mengatakan Nabi SAW bersabda,

عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِقَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ

Artinya: "Sepuluh hal yang termasuk fitrah, yaitu menggunting (menipiskan) kumis, memelihara (memanjangkan) jenggot, bersiwak (menggosok gigi), istinsyaq (memasukkan air ke hidung ketika berwudhu), memotong kuku, membasuh sela-sela jari (Barajim), mencabut (mencukur) bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan bersuci dengan menghemat air." (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)

Pada hadits di atas, kuku dan bulu kemaluan bisa diamalkan untuk para ikhwan dan akhwat. Mencukur bulu kemaluan dalam Islam merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Apakah Memotong Kuku dapat Membatalkan Puasa?

Jawabannya adalah tidak. Sebab, tidak ada sumber atau ulama yang menyatakan bahwa hukum memotong kuku saat puasa itu dilarang atau tidak diperbolehkan.

Laman Universitas Islam An Nuur Lampung mengutip pendapat Syekh Ali Jum'ah Muhammad, seorang duktip dari Lembaga Fatwa Mesir. Dikatakan bahwa memotong kuku tidaklah membatalkan puasa seseorang.

Sebab, memotong kuku merupakan hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini lantaran Rasulullah sangat menjaga kebersihan dirinya. Sehingga untuk memotong kuku ataupun mencukur bulu kemaluan pun tidak lebih dari 40 hari.

Hal ini dijelaskan oleh Raghib As-Sirjani dalam buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari. Nabi Muhammad SAW menerangkan melalui hadis dari Anas bin Malik RA:

وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Artinya: "Diberikan waktu bagi kami untuk mencukur kumis, bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur bulu kemaluan tidak lebih dari empat puluh hari." (HR Muslim)

Selain itu, jika memotong kuku lebih dari 40 hari, maka panjang kuku sudah melebihi bagian dalam jari dan bagian bawah kuku bisa menyimpan kotoran.

Kotoran di bagian jari bisa mempengaruhi kesehatan. Jika kuku kotor kemudian kita menggunakan tangan untuk makan atau membersihkan bagian tubuh, maka kotoran ini bisa ikut terbawa.

Hal-hal yang membatalkan puasa menurut semua ulama mazhab adalah makan dan minum dengan sengaja, bersetubuh dengan sengaja, dan mengeluarkan mani dengan sengaja.

Dr Mushatafa Dib al-Buga, seorang ulama dari Mazhab Syafi'i menyebut salah satu hal yang membatalkan puasa adalah masuknya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara sengaja.

Mazhab Syafi'i menambahkan muntah dengan sengaja juga dapat membatalkan puasa. Sementara itu, Kitab Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah menjelaskan wanita haid dan nifas puasanya tidak sah.

Benarkah Memotong Kuku Harus di Hari Jumat?

Farid Nu'man dalam buku Fiqih Praktis Sehari-hari menjelaskan, sebetulnya para ulama berpendapat tidak ada hari khusus untuk memotong kuku dalam hadis-hadis.

Namun memang sebagian imam salaf cenderung menyukai potong kuku pada hari Jumat. Pendapat ini dikemukakan ahli hadis Imam an Nawawi dalam kitab al Majmu Syarh al Muhadzdzab.

Sebab, hari Jumat adalah anggapan sebagai hari raya pekanan umat Islam sekaligus sebagai penghulu hari atau sayyidul ayyaam.

عن سلمان الفارسيّ رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا يغتسل رجل يوم الجمعة ويتطهّر ما استطاع من طهر ويدّهن مندهنه أو يمسّ من طيب بيته ثمّ يخرج، فلا يفرّق بين اثنين، ثمّ يصلّي ما كتب له، ثمّ ينصت إذا تكلّم الإمام: إلّا غُفِر له ما بينه وبين الجمعةالآخرى

Artinya: "Tidaklah seseorang mandi pada hari Jumat, membersihkan diri semampunya, memakai minyak rambut atau memakai minyak wangi kemudian keluar menuju salat Jumat dengan tidak memisahkan antara dua orang (di tempat duduk mereka di dalam masjid), lalu salat semampunya dan diam ketika imam (khatib) berbicara/berkhutbah kecuali diampuni (dosa) di antara Jumat itu dengan Jumat yang lainnya." (HR Bukhari)

Bahkan dalam Kitab Fiqh Al-'Ibadat 'Ilmiyyan 'Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi'i karya Syaikh Alauddin Za'tari dikatakan, memotong kuku termasuk salah satu anjuran Rasulullah SAW tepatnya sebelum berangkat salat Jumat.

Abu Hurairah RA mengatakan,

"Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa memotong kuku dan mencukur kumis pada hari Jumat, sebelum beliau berangkat salat." (HR Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman)

Selain hari Jumat, Mazhab Imam Syafi'i juga berpendapat, hari Kamis dan Senin adalah hari yang baik untuk memotong kuku.

Adakah Larangan Memotong Kuku dalam Islam?

Larangan memotong kuku terdapat pada ibadah haji. Disebutkan dalam Kitab Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd, memotong kuku dalam ibadah haji dilarang ketika sudah ihram. Termasuk di antara larangan ini adalah mencukur rambut dan membunuh kutu di kepala.

Cara Memotong Kuku Tangan dan Kaki Sesuai Sunnah

Pada buku Adab Berpakaian dan Berhias (Fikih Berhias) karya Syaikh Abdul Wahab Abdussalam Thawilah menyebut ada sunnah tersendiri mengenai cara memotong kuku.

Dalam hadits istri Rasulullah SAW, Aisyah RA dijelaskan memotong kuku bisa dimulai dari kuku tangan sebelum kuku kaki, dan memulai dari kanan sebelum bagian yang sebelah kiri.

Dimulai dari memotong kuku jari tangan, bisa potong kuku dari tangan kanan terlebih dahulu.

Potong kuku jari dari telunjuk kanan sampai kelingking. Lalu, dilanjutkan dengan memotong ibu jari di tangan kanan.

Setelah itu, baru berpindah ke tangan kiri dengan cara yang sama. Yakni, dimulai dari telunjuk ke kelingking, dan berakhir di ibu jari.

Sementara untuk jari kaki, diawali dari bagian yang kanan terlebih dahulu. Kemudian kuku kaki bisa mulai dipotong mulai jari kelingking kanan hingga berakhir di kelingking kaki kiri secara berturut-turut.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai hukum memotong kuku saat berpuasa serta sunnah-sunnahnya. Semoga Allah meridhoi ibadah kita selama bulan Ramadhan. Amin.

(aau/iqk)


Hide Ads