Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata merupakan politikus berlatar belakang nelayan. Sejak kecil hingga tumbuh besar ia menjalani kehidupan sederhana saat menjadi seorang nelayan.
Tinggal di pesisir Pantai Pangandaran, Jeje menceritakan masa lalu saat menjalani Ramadan. Sembari memutar ingatan masa lalu, pria berusia kepala lima itu mengingat masa kecilnya saat ngabuburit di Cagar Alam dan Pantai Pangandaran.
"Saya kan anak nelayan yang lahir dari keluarga yang sangat berkecukupan. Kalau dulu Ramadan itu sebulan libur, jadi banyak waktu luang saat puasa," kata Jeje belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjalani Ramadan seperti anak lain pada umumnya. Mulai dari salat Subuh, kultum, dan bermain pada siang hari.
"Kalau dulu mainnya ke Cagar Alam Pananjung, mancing ikan, dan nyantel udang kecil pakai sabut dari pohon pisang," ucapnya.
Menurutnya bermain ke pantai menjadi keseharian warga pesisir saat itu, terutama ke kawasan cagar alam untuk mencari kayu bakar. "Menjelang sore sambil ngabuburit, kan dulu belum ada jam, jadi ada ciri khusus jika ingin mengetahui larut sore," katanya.
"Kalau dulu mah ciri sudah sore itu saat banyak kawanan kelelawar terbang, itu menandakan mendekati waktu azan Magrib," sambungnya.
"Biasanya kami pulang langsung. Itu sekitar 1975-an," katanya.
Jeje lalu terkenang dengan hadiah yang akan diterima jika tamat berpuasa. Sama seperti anak lain, hadiahnya mulai dari makanan hingga pakaian Lebaran.
"Saya dulu kalau tamat puasa dihadiahkan 7-Up semacam minuman bersoda, sandal dan baju baru oleh nenek dan bapak saya," ucapnya.
(mso/orb)