Pengobatan ala Ida Dayak viral di media sosial. Wanita tersebut dinilai memiliki kesaktian karena mampu mengobati berbagai penyakit dengan cara tradisional.
Dilansir detikHealth, masyarakat bahkan rela mengantre hingga berjam-jam untuk bisa mendapat pengobatan dari Ida Dayak. Terbaru, banyak warga berkumpul menantikan praktik pengobatan Ida Dayak di GOR Kostrad, Cilodong, Depok.
Dalam satu video yang viral, Ida Dayak dinarasikan sukses meluruskan tangan seorang pasien yang awalnya tampak bengkok. Beragam komentar membanjiri video tersebut, banyak di antaranya menyiratkan kekaguman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsultan bedah tangan dari Mayapada Hospital, dr Oryza Satria, SpOT, angkat bicara terkait pengobatan tersebut. Oryza menilai pengobatan tradisional tergantung dari prosdeur yang digunakan.
"Kalau tindakan pengobatan tradisional Ini aman atau tidak, itu jawabannya relatif ya," ucap dr Oryza ketika dihubungi detikcom, Senin (3/4/2023).
"Boleh saja dilakukan tindakan dengan teknik tradisional seperti apapun, asalkan memenuhi prinsip tata laksana di bidang medis ortopedi yaitu, 'first do not harm'," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam proses penanganan cedera tulang adalah memastikan pasien merasa nyaman dan tidak terlukai.
"Jadi hal yang harus dilakukan oleh seorang medis atau dokter dalam melakukan tindakan pada pasien adalah jangan melukai, atau membuat pasien merasa tidak nyaman atau bahkan nyeri," jelasnya.
Dunia pengobatan tradisional memiliki perbedaan dengan keilmuan di sisi medis. Menurut dr Oryza, ada keberagaman yang begitu luas pada ilmu pengobatan tradisional sehingga tak bisa disamakan dengan ilmu medis yang memiliki dasar keseragaman.
"Pengobatan tradisional itu bentuknya banyak sekali. Jadi tidak ada suatu keseragaman seperti halnya dunia medis yang punya suatu dasar anatomi fisiologi dan obat-obatan untuk melakukan terapi pada pasien," jelasnya.
"Sedangkan untuk pengobatan tradisional itu variasinya banyak sekali, jadi dari sisi medis kita jujur saya tidak bisa berkomentar lebih banyak karena keilmuannya itu berbeda," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.