Persentase Open Defecation Free (ODF) di Kota Tasikmalaya tergolong rendah. Menurut Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah angka ODF di Kota Tasikmalaya masih berada di kisaran 17 persen.
Dengan kata lain mayoritas atau sekitar 83 persen warga Kota Tasikmalaya masih buang air besar (BAB) sembarangan atau di tempat yang tidak memenuhi kesehatan.
Kondisi ini juga memperburuk atau meningkatkan risiko penyebaran penyakit polio yang saat ini gencar dilakukan melalui program vaksinasi massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menjadi PR besar bagi kami, untuk memperbaiki kualitas sanitasi lingkungan. Karena kondisi sanitasi berkaitan dengan potensi penyebaran penyakit polio," kata Cheka usai menghadiri imunisasi polio di Puskesmas Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Senin (3/4/2023).
Dia menjelaskan penyebaran polio dan kondisi sanitasi lingkungan memiliki korelasi.
"Polio itu menyebar melalui mulut, kemudian virusnya berada di usus lalu terbuang bersama feses. Ketika sanitasi buruk, maka risiko penyebaran penyakit polio menjadi lebih tinggi," kata Cheka.
Cheka mengakui saat ini baru 12 dari 69 kelurahan yang berada dalam status ODF. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas sanitasi lingkungan.
"Baru 12 kelurahan, ya memang masih banyak sanitasi lingkungan yang harus diperbaiki. Salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan membangun septictank komunal. Secara bertahap kita benahi," kata Cheka.
Sementara itu terkait vaksinasi polio dia berharap masyarakat bisa memberikan dukungan dengan membawa anak-anaknya ke Posyandu atau Puskesmas terdekat.
"Sembilan tahun lalu polio itu sudah dinyatakan lenyap di Indonesia. Tapi tiba-tiba November lalu muncul di Pidie Aceh, kemudian Maret kemarin muncul di Purwakarta. Makanya sekarang kita harus memberikan vaksinasi polio kepada anak-anak kita," kata Cheka.
Untuk Kota Tasikmalaya sendiri ada sekitar 51 ribu anak yang menjadi sasaran vaksinasi ini.
"Ada sekitar 51 ribu dosis atau sasaran vaksinasi. Ini dua kali, nanti 15 Mei ada lagi," kata Cheka.
Sementara itu sejumlah kader Posyandu yang menjadi ujung tombak pelaksanaan vaksinasi ini, mengaku cukup sibuk dengan adanya program tersebut.
"Lumayan sibuk, mulai dari melakukan pendataan, menyebar undangan hingga pelaksanaan vaksinasi. Pendataan juga kita harus memasukkan data NIK orang tua, jadi cukup mendetail pendataannya. Lumayan merepotkan, apa lagi sekarang bulan Ramadan," kata Nurasyiah, salah seorang kader Posyandu di wilayah Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
(yum/yum)