STMIK Tasikmalaya Ditutup, Orang Tua Mahasiswa Sewot!

STMIK Tasikmalaya Ditutup, Orang Tua Mahasiswa Sewot!

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 27 Mar 2023 17:27 WIB
Ratusan mahasiswa sekolah tinggi manajemen informatika dan komputer (STIMIK) Tasikmalaya menggelar demonstrasi di kampusnya Jalan RE Martadinata Kecamatan Indihiang, Senin (27/3/2023).
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Tasikmalaya menggelar demonstrasi di kampusnya Jalan RE Martadinata Kecamatan Indihiang, Senin (27/3/2023). (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Penutupan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Tasikmalaya oleh Kemendikbudristek melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat - Banten, menyebabkan keresahan bagi sekitar 800 mahasiswa.

Nasib mereka terkatung-katung menanti kepastian atas operasional kampus yang sejak pekan lalu ditutup oleh pemerintah.

"Ironisnya pihak kampus tak pernah membuka ruang komunikasi. Baru sekarang setelah ditutup dan kami demo, mereka baru mau audiensi," kata Alfarizi, mahasiswa semester akhir di sela aksi demonstrasi di kampus STMIK Tasikmalaya, Senin (27/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan sebelum ditutup, STMIK Tasikmalaya awalnya berstatus pembinaan. "Sejak status pembinaan juga kami sudah resah, apalagi pihak kampus tidak terbuka ada masalah apa sebenarnya," kata Alfarizi.

"Yang membuat kami kesal, sebelum kampus ini ditutup mereka sempat menagih UKT (uang kuliah tunggal). Dari total Rp 3,4 juta mereka menagih minimal bayar dulu Rp 1 juta," kata Alfarizi.

ADVERTISEMENT

Hal lain yang membuatnya heran adalah saat ini dirinya adalah mahasiswa semester VIII, namun data yang tercatat di website DIKTI baru semester V. "Ini membingungkan, banyak sekali masalah di sini, mungkin itulah penyebab kampus ini ditutup," kata Alfarizi.

Dia mengatakan hal yang paling menyesakkan adalah ketika memberitahukan masalah ini kepada orang tua. "Saya tahu orang tua ibaratnya mati-matian menguliahkan saya di sini. Saya bukan orang kaya. Kami sekeluarga sakit hati dan bingung dengan situasi sekarang," kata Alfarizi.

Mantan Plt Ketua STMIK Rahadi Deli mengatakan yayasan akan bertanggung jawab atas penutupan STMIK Tasikmalaya. "Yayasan akan bertanggung jawab, artinya tidak ada mahasiswa yang dirugikan," kata Rahadi.

Dia juga mengaku tidak bisa menjelaskan penyebab ditutupnya STMIK Tasikmalaya akibat masalahnya terlampau kompleks. "Masalahnya terlalu banyak, kompleksitas. Ditanya saja ke yayasan," kata Rahadi.

Penyataan "tidak ada mahasiswa yang dirugikan" yang diungkapkan Rahadi kepada wartawan, langsung direspons salah seorang orang tua mahasiswa.

"Tidak dirugikan bagaimana?, kalau tidak rugi mana mungkin kami semua protes. Kampus ini memang keterlaluan, banyak hal yang membuat geleng-geleng kepala," kata Dadang Holis, salah seorang orang tua mahasiswa.

Dia menjelaskan opsi merger yang akan dilakukan pihak STMIK Tasikmalaya pun masih merupakan rencana yang belum jelas.

"Solusi yang diungkapkan kampus ini kan merger, merger dan merger. Selalu itu yang diungkapkan. Padahal yang namanya merger itu butuh waktu dan pasti berliku. Tidak cukup waktu sebulan, dua bulan. Pasti lama, dan itu jelas menjadi kerugian besar bagi mahasiswa termasuk kami para orang tua, bagaimana bisa itu pihak kampus bilang tak ada mahasiswa yang dirugikan," kata Dadang.*

(yum/yum)


Hide Ads