Dilihat detikJabar dalam akun @Lek*****, terlihat satu orang pria menggunakan baju koko putih, jas dan senapan berpidato. Kemudian dua orang memegang senapan laras panjang dan satu orang membawa kitab Iqra.
Berikut fakta-faktanya:
1. Pidato Bermuatan Provokatif
Sosok pria yang membacakan pidato diketahui membaca potongan surat Al-Anfal. Kemudian, di akhir video yang berdurasi 48 detik itu, pria tersebut mengatakan kata-kata yang dinilai mengandung propaganda.
"Jadilah hamba yang membunuh bukan yang dibunuh. Perangi orang musyrik dimanapun mereka berada. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Takbir," seru pria tersebut.
2. Pria di Video Menjabat Sekum MUI Kabupaten Sukabumi
Setelah ditelusuri, sosok pria yang membacakan pidato dalam video itu merupakan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi bernama Ujang Hamdun. Dia juga tercatat sebagai calon pengurus DKM Al-Jabbar Bandung sebagai anggota Divisi Kerjasama dan Lintas Masjid.
Di depan awak media, Ujang Hamdun memberikan klarifikasi atas video viral itu. Awalnya dia menegaskan bahwa dia dan rekan-rekannya merupakan satu NKRI. Ujang juga mengakui, dia menjadi salah satu pembina narapidana teroris.
"Saya bersama rekan-rekan saya, ini ada Kang Anton, Kang Rozak dan David bahwa pertama saya sampaikan dulu secara tegas, saya NKRI dan kegiatan saya bagaimana membina narapidana dan napiter, kemarin baru deklarasi setia kepada NKRI, ikrar kembali setia kepada negara," kata Ujang Hamdun, Minggu (26/3/2023).
3. Bantah Terafiliasi Teroris
Lebih lanjut, dia juga membantah ada dugaan terafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Menurutnya, video itu dibuat untuk konsumsi pribadinya.
"Saya tentu tidak ada sedikitpun terafiliasi dengan aliran-aliran garis keras, barang tentu kami juga tidak ada sedikitpun niat untuk melawan NKRI atau apapun yang ditunjukan. (Tujuan) konsumsi pribadi artinya untuk internal teman-teman pengajian dan tidak ada tujuan disebarluaskan," ujarnya.
"Isinya pun dalam pemahaman kami tidak ada provokasi karena kami tidak punya latar belakang dari garis keras atau melawan negara, radikalis, makar, karena latar belakang kami tidak di situ semua," sambungnya.
4. Senapan Diserahkan ke Kodim
Terkait senapan laras panjang yang mereka bawa, Ujang mengatakan, senapan tersebut sudah diserahkan ke Kodim 0607 untuk ditelusuri. Dia juga menuturkan telah mengkonfirmasi video itu kepada pihak TNI dan Polri.
"Kami sudah melakukan silaturahmi, ngobrol bersama (TNI dan Polri), Insyaallah kami tidak ada sedikit pun unsur makar terhadap negara ataupun terafiliasi dengan kelompok tertentu. Senapan sudah diserahkan ke pihak Kodim 0607 untuk bahan pertimbangan mereka, pandangan saya itu senapan angin dan rutinitas kami berburu," ucap dia.
5. Berakhir Minta Maaf
Terakhir, Ujang meminta maaf terkait video viral tersebut. "Sekali lagi saya mohon maaf atas video tersebut apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati masyarakat Republik Indonesia," tutupnya
6. Langsung Direspon Wagub Jabar
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum langsung merespon video viral tersebut. Uu menegaskan Pemprov Jabar tidak tahu menahu soal status Ujang tersebut. Sebab menurut Uu, penunjukkan Ujang sebagai calon pengurus DKM Masjid Raya Al Jabbar tak hanya berdasarkan rekomendasi dari Pemprov Jabar, namun juga berdasarkan usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
"Dengan beredarnya video yang sekarang lagi viral, yang berstatmen seperti itu. Saya akan klarifikasi, karena ada kelompok yang menyalahkan kami selaku Pemprov Jawa Barat, karena itu termasuk salah satu pengurus di Masjid Al Jabbar," kata Uu mengawali pernyataannya dalam rekaman audio yang diterima detikJabar, Minggu (26/3/2023).
7. Tak Ada Ruang Untuk Intoleran
Uu memastikan, Pemprov Jabar, terutama Gubernur Ridwan Kamil selalu Ketua DKM Al Jabbar tidak pernah memberikan ruang bagi kelompok yang mengarah ke urusan intoleran seperti di video tersebut. Menurut Uu, Ujang direkomendasikan berdasarkan usulan ormas Islam maupun MUI di kabupaten/kota di Jabar.
"Seolah-olah Pak Emil memberikan ruang atau bagaimana lah terserah, yang jelas Pak Gubernur kita disalahkan hari ini. Saya sebagai wakil gubernur, yang juga memahami tentang kesibukan Pak Gubernur, tentang komunikasi dengan siapapun, maka saya menyampaikan untuk menyusun kepengurusan Masjid Al Jabbar tidak semuanya mutlak Pak Emil yang menentukan," terangnya.
8. Ujang Diancam Dicoret dari DKM Al Jabbar
Uu pun menegaskan Sekretaris MUI Kabupaten Sukabumi itu bisa dicoret dari kepengurusan DKM Al Jabbar. Namun demikian, pencoretan nama Ujang tersebut tidak bisa langsung dilakukan karena harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan beberapa pihak.
"Dan kami yakin kalau itu sudah terjadi dan membuat kegaduhan, dan masyarakat tidak sepakat ada yang membuat kegaduhan, dan provokasi, enggak sulit. Tinggal dirubah, tinggal diganti. Tetapi perubahan dan penggantian ini tidak serta merta. Tetap berkoordinasi dengan orang yang mengusulkan," ucapnya.
"Bisa saja langsung coret, tapi tidak seperti itu. Ini akan jadi masukan bagi kami, akan sampaikan ke Pak Gubernur tentang itu," pungkasnya (bba/yum)