Kronologi Dibuatnya Video 'Jadilah Hamba yang Membunuh' di Sukabumi

Kronologi Dibuatnya Video 'Jadilah Hamba yang Membunuh' di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 27 Mar 2023 05:15 WIB
Viral pria berpidato sambil membawa senjata laras panjang
Viral pria berpidato sambil membawa senjata laras panjang (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Baru-baru ini media sosial Twitter dihebohkan oleh aksi empat pria dalam video yang berpidato diduga mengandung propaganda sambil membawa senapan.Salah satu dari empat orang tersebut merupakan Sekretaris Umum MUI Kabupaten Sukabumi sekaligus calon anggota pengurus DKM Al-Jabbar Ujang Hamdun. Kodim 0607 turun tangan.

Komandan Kodim 0607 Sukabumi Letkol Inf Dedy Ariyanto mengatakan, pihaknya telah memanggil keempat pria yang berada dalam video. Mereka di antaranya Ujang Hamdun, Rozak, David dan Anton. Dalam pertemuan tersebut, mereka telah mengklarifikasi dan menyebut bahwa video tersebut hanya bentuk keisengan saja.

"Baik tadi Alhamdulillah kita kumpul termasuk semuanya pelaku yang ada dalam video tersebut dan beliau juga sudah mengklarifikasi bahwa beliau itu membuat video bukan dalam tujuan tertentu tapi memang hanya iseng," kata Dedy kepada detikJabar, Senin (27/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedy pun menceritakan kronologi dibuatnya video tersebut. Mulanya rombongan itu berencana untuk pergi ke Pondok Halimun pada 2 Maret 2023 lalu. Kemudian, di tengah perjalanan terjadi hujan deras dan kendaraan mobil yang mereka tumpangi bermasalah

"Karena waktu itu mau ke Pondok Halimun kemudian hujan dan mereka mampir, mobil juga ada kendala. Ketika di tempat makan itu iseng bikin video sambil bawa senjata," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Terkait senapan yang digunakan, Dedy memastikan jika senapan itu hanya senapan angin yang bentuknya mirip dengan senapan serbu militer. Pihaknya juga telah mengamankan barang bukti tersebut.

"Sudah ada di kita juga, itu senapan angin, ada tiga termasuk peluru senapan angin tujuannya berharap video ini tidak kemana-mana karena memang tidak ada tujuan jelek sampai ke arah radikal atau intoleran, tidak ada," tegasnya.

Ditanya soal peran Ujang Hamdun yang merangkap sebagai pembina narapidana teroris, Dedy menyebut, sejauh ini tak ada potensi terpaparnya Ujang atas kegiatannya tersebut. Menurutnya, video itu sudah terdeteksi pada pertengahan Maret lalu dan mereka aktif berkomunikasi.

"Video ini kan sudah dari awal bulan, ketika pertengahan bulan sudah melakukan klarifikasi bersama dengan teman-teman dari kepolisian namun ini masih terus berkembang kemana-mana sehingga beliau (Ujang Hamdun) juga meminta bantuan kepada kita supaya sama-sama untuk meredam ini," kata dia.

"Supaya tidak ada akses seperti tadi apakah terpapar ke arah sana? tidak ada. Mudah-mudahan tidak ada (tercemar napiter). Kita selama ini juga masih terus berkomunikasi baik di Forkopimda Kabupaten dan kegiatan-kegiatan keagamaan," jelasnya.

Sejauh ini, pihaknya akan melakukan pembinaan terlepas dari benar dan tidaknya video viral itu. Mereka juga disebut sudah meminta maaf atas kegaduhan yang diperbuat.

"Dia (Ujang Hamdun dan kawan-kawan ) sudah minta maaf dan tidak akan mengulangi sekaligus memberikan edukasi ke yang lain jangan sampai yang lainnya membuat video seperti ini dan berujung pada keresahan masyarakat. Jadi kalau pembinaannya sperti apa? Selama ini juga kita hubungan cukup baik dengan beliau-beliau itu dan tidak ada permasalahan yang menonjol," kata Dedy.

Selain mengamankan tiga senapan angin, pihaknya juga mengambil buku majmu aurod yang bersampul Iqra dan beberapa peluru mimis.

"Jadi sekali lagi memang tidak ada hal khusus yang sifatnya mengarah kepada hal tertentu. Murni ini tidak disengaja karena tujuannya memotivasi jemaahnya supaya beribadah lebih kuat dan dekat kepada Allah, sifatnya spontanitas," tutupnya.

Sebelumnya, jagat maya dihebohkan dengan sebuah video empat orang pria yang memegang senapan laras panjang dan berpidato. Video itu viral di media sosial Twitter.

Berdasarkan video yang dilihat detikJabar dalam akun @Lek***** terlihat satu orang pria menggunakan baju koko putih, jas dan senapan berpidato. Kemudian dua orang memegang senapan laras panjang dan satu orang membawa kitab Iqra.

Sosok pria yang membacakan pidato diketahui membaca potongan surat Al-Anfal ayat 60. Di akhir video yang berdurasi 48 detik itu, pria tersebut mengatakan kata-kata yang dinilai mengandung propaganda.

"Jadilah hamba yang membunuh bukan yang dibunuh. Perangi orang musyrik dimanapun mereka berada. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Takbir," seru pria tersebut.

Ujang Hamdun pun telah memberikan klarifikasi atas video viral itu. Awalnya dia menegaskan bahwa dia dan rekan-rekannya merupakan satu NKRI. Ujang juga mengakui, dia menjadi salah satu pembina narapidana teroris dan meminta maaf atas video tersebut.

"Saya bersama rekan-rekan saya, ini ada Kang Anton, Kang Rozak dan David bahwa pertama saya sampaikan dulu secara tegas, saya NKRI dan kegiatan saya bagaimana membina narapidana dan napiter, kemarin baru deklarasi setia kepada NKRI, ikrar kembali setia kepada negara," kata Ujang Hamdun, Minggu (26/3/2023).

"Sekali lagi saya mohon maaf atas video tersebut apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati masyarakat Republik Indonesia," ucapnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads