Bupati Garut Rudy Gunawan angkat bicara mengenai protes jalan rusak atau butut dari sejumlah warga Garut ke Ridwan Kamil. Rudy memastikan, jalanan rusak di Garut sedang dalam proses perbaikan.
"Saya sangat menghargai, itu Hak masyarakat. Tapi saya pastikan sudah ada solusi," kata Rudy kepada wartawan, Kamis (23/3/2023).
Rudy menjelaskan, saat ini, ada lebih dari 90 kilometer ruas jalanan di Kabupaten Garut, yang mengalami kerusakan. Sekarang, seluruhnya sedang dalam proses perbaikan bertahap, yang dilakukan oleh Pemprov Jabar dan Pemda Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy memastikan jika seluruh ruas jalan yang mengalami kerusakan, akan diperbaiki. "Saya katakan sudah ada solusi. Dan saat ini, sedang diperbaiki. Pak Gubernur juga perhatian, tapi kan ini anggaran ada mekanismenya," ungkap Rudy.
Rudy mengatakan, puluhan kilometer ruas jalanan di Kabupaten Garut menjadi rusak, karena curah hujan yang cukup tinggi. Kerusakan dimulai pada bulan Oktober 2022 silam, saat intensitas hujan sedang tinggi saat itu.
"Waktu itu hujannya benar-benar rusak. Waktu Oktober-November. Hujannya tinggi, baru sekarang ini ada proses lelang. Respons lah Pak Gubernur," pungkas Rudy.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok warga Garut melayangkan aksi protes terhadap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Protes itu, berkaitan dengan jalanan rusak, yang saat ini bikin masyarakat Garut jengkel.
Protes itu direalisasikan, dengan sejumlah spanduk yang disebar di sepanjang Jalan Garut-Leles. Spanduk berisikan wajah Gubernur, dan ungkapan kekecewaan masyarakat terhadap pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
"Menjadi Jabar sengsara, hanya di jaman Ridwan Kamil jalan ini rusak berat," tulisan dalam spanduk tersebut.
"Kami butuh aksi nyata gubernur bukan pencitraan 'jalan ruksak rakyat nu cilakana' #2024 gubernur Enggal. Punten moal dipilih deui," tulis dalam spanduk lainnya.
Namun belakangan diketahui, usai terpampang beberapa hari, spanduk yang dipasang oleh Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut ini, lenyap. Berdasarkan pantauan detikJabar di lokasi pemasangannya, spanduk tersebut setidaknya sudah menghilang sejak Selasa (21/3) sore lalu.
"Kami sangat menyayangkan jika ada pihak yang mencopot spanduk protes tersebut. Padahal itu sebagai bentuk ekspresi karena jalan rusak yang sudah memakan korban. Sepertinya ada yang antikritik. Habis semua. Sampai di Gunung Gelap juga hilang," kata Kuasa Hukum Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut Evan Saepul.
Total, ada 7 spanduk yang hilang dilucuti orang tak dikenal. Selain di sepanjang Jalan Raya Garut-Leles, Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut juga memasang spanduk di sepanjang Jalan Raya Garut-Pameungpeuk, di selatan Kabupaten Garut.
(yum/yum)