Pada tanggal 24 Maret seluruh dunia memperingati hari Hak atas kebenaran tentang pelanggaran HAM berat dan martabat korban. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan PBB pada 2006, Hak atas Kebenaran tentang Pelanggaran HAM berat dan Martabat Korban tidak dapat dicabut.
PPB juga menegaskan setiap negara harus melindungi dan menjamin hak asasi manusia, untuk terus melakukan penyelidikan yang efektif dan menjamin pemulihan reparasi yang efektif. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa hak atas kebenaran berarti mengetahui kebenaran yang utuh dan lengkap tentang peristiwa yang terjadi, keadaan khusus mereka dan siapa saja yang berpartisipasi di dalamnya, juga termasuk mengetahui keadaan di mana pelanggaran itu terjadi, serta alasan pelanggaran itu terjadi.
Sejarah Hari Hak atas Kebenaran tentang Pelanggaran HAM Berat dan Martabat Korban
Tanggal 24 Maret 1980, seorang Uskup Agung bernama Oscar Arnulfo Romelo dibunuh karena perlawanannya terhadap ketidakadilan dan pelanggaran HAM selama perang sipil di Elsavador. 15 Maret 1993 komisi kebenaran untuk Elsavador mendokumentasikan fakta pembunuhan yang menimpa sang Uskup Agung, pembunuhan tersebut dilakukan oleh pasukan pro-pemerintah yang dijuluki 'regu kematian'. Arnulfo Romero ditembak mati ketika sedang merayakan Misa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada tanggal 21 Desember 2010 Majelis Umum PBB mengumumkan tanggal 24 Maret sebagai Hari Internasional untuk Kebenaran tentang Pelanggaran HAM Berat dan Untuk Martabat Korban.
Tujuan Hari Internasional Hak atas Kebenaran tentang Pelanggaran HAM Berat dan Martabat Korban
Dikutip dari laman resmi PBB tujuan merayakan Hari Hak atas Kebenaran tentang Pelanggaran HAM Berat dan Martabat Korban adalah :
1. Menghormati ingatan para korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan sistematis serta mempromosikan pentingnya hak atas kebenaran dan keadilan.
2. Memberikan penghargaan kepada mereka yang telah mengabdikan hidup dan rela kehilangan nyawa dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
3. Mengakui karya dan nilai penting dari Uskup Agung Oscar Arnulfo Romero dari El Savador yang dibunuh pada tanggal 24 Maret 1980 setelah mengecam pelanggaran hak asasi manusia dari populasi yang rentan dan mempertahankan prinsip melindungi kehidupan, mempromosikan hak asasi manusia dan menentang segala bentuk kekerasan.