Bulan suci Ramadhan sebentar lagi tiba. Tentunya, antusias masyarakat cukup tinggi untuk melakukan munggahan, berbuka puasa bersama, dan masih banyak lagi kegiatan dalam semarak bulan puasa.
Saat ini, berbuka puasa pun sudah diperbolehkan dilakukan bersamaan. Kasus COVID-19 yang sempat menjadi momok selama dua tahun yang lalu kini lambat laun menurun.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian. Ia mengatakan, kasus COVID-19 sudah sangat melandai, termasuk seluruh indikatornya. Rumah sakit juga sudah hampir kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyintasnya pun tidak ada yang sampai sakit parah. Hanya sedang atau ringan. Malah sebagian besar itu ringan. Jadi, masyarakat sudah boleh buka bersama," ujar Anhar.
Namun, tentu saja menyambut bulan suci Ramadhan ini perlu mempersiapkan kondisi fisik harus yang lebih baik.
Dalam rilis Pemkot Bandung, Ia mengimbau agar masyarakat Kota Bandung meningkatkan daya tahan tubuh. Terlebih cuaca kota Bandung sedang tidak menentu.
"Kadang hujan besar, kadang panas. Kuncinya meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau tidak, kita mudah terserang beragam penyakit," ujar Anhar.
Salah satu yang harus jadi perhatian yakni kewaspadaan dalam mengkonsumsi makanan.
Pada bulan puasa, biasanya makanan akan semakin berlimpah. Banyak warga punya kebiasaan sering menghangatkan makanan yang sudah dimasak kemarin.
"Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan dan dihangatkan berkali-kali. Sampai sebetulnya sudah tidak boleh lagi dikonsumsi karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit," paparnya.
Sebab, biasanya warga merasa sayang untuk membuang makanan yang tersisa. Padahal secara kualitas sudah 'rusak' dan tidak layak makan.
"Jangan menumpuk makanan berlebihan. Kemudian jangan konsumsi makanan yang sudah 'rusak'. Sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kadaluarsanya," imbaunya.
(aau/yum)