Liku Hidup Ana dan Emen yang Terpaut Usia 36 Tahun

Kabupaten Pangandaran

Liku Hidup Ana dan Emen yang Terpaut Usia 36 Tahun

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Sabtu, 18 Mar 2023 15:00 WIB
Ana Amalia dan Emen, pasutri beda usia 36 tahun di Pangandaran.
Ana Amalia dan Emen, pasutri berbeda usia 36 tahun di Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Wanita asal Pangandaran Ana Amalia yang menikah dengan Emen viral di media sosial. Pasangan ini terpaut usia jauh itu memiliki perjalanan yang tak mudah.

Bagaimana tidak, Ana yang usianya saat ini 27 tahun menikah dengan Emen yang usia saat ini 63 tahun.

Kisah cinta mereka bermula saat Ibunda Ana menjodohkan Ana dengan Emen pada Desember 2018. Saat menikahi Ana, Emen merupakan seorang kepala Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mudah bagi Ana Amalia, gadis lulusan Bahasa Inggris Universitas Galuh Ciamis ini menerima kenyataan saat mengetahui dijodohkan ibunda tercinta.

Meskipun harus menutupi pernikahan selama beberapa bulan, keduanya akhirnya viral setelah Ana membuat kanal YouTube soal keseharian dengan suaminya di Langkaplancar, Pangandaran.

ADVERTISEMENT

Emen mengatakan jika pernikahannya dengan Ana sempat menjadi perbincangan hangat di mata keluaraga Emen. Ia mengaku sempat dijauhi kedua anaknya.

"Memang di awal isu saya akan dijodohkan oleh Ibu Ana, saya juga sempat menolak. Karena mana mau gadis cantik menikahi kakek tua," ucap Emen kepada detikJabar, Jumat (17/3/2023).

Ia mengaku mengetahui Ana saat masih kecil. Sebab ia mengenal Ibunda Anak yang usianya di bawah Emen.

"Kalau sama ibunya saya tahu dari dulu, tapi sudah hampir 20 tahun tidak ketemu karena sempat merantau ke Kalimantan," kata Emen.

Ibunda Ana pada 2016 kemudian kembali ke Langkaplancar, Pangandaran. Emen pun berkomunikasi dengan Ibunda Ana.

"Saya sempat menanyakan punya anak berapa dan tinggal di mana? Mereka bingung. Saya kasih tempat tinggal buat mereka di sebuah saung rumah kolam ikan," ucap Emen.

Menurutnya saat kedatangan Ibunda Ana, Emen berencana akan menikah dengan orang Garut. Hal itu ingin dilakukan setelah beberapa tahun menduda pasca istrinya meninggal.

"Mau menikah dengan orang Garut, tapi nggak jadi karena dianya malah sudah sama yang lain," ungkap Emen.

Setelah mengetahui tidak jadi menikah, Ibunda Ana menawarkan anaknya untuk dinikahi Emen. Ana sendiri saa itu baru selesai menempuh studinya

"Ditawarin nikah sama Ana oleh Ibunya. Awalna nggak mau, dua kali diberikan tawaran, tetap saya nggak mau karena ragu," ucapnya.

Singkat cerita, Emen dan Ana akhirnya dijodohkan. Saat itu, tepatnya pada 2018, Emen sedang menjadi kepala desa yang tinggal sedikit lagi menuntaskan pengabdiannya. Ana menerima Emen karena nurut kepada ibunya.

"Pulang dari Ciamis ke Langkaplancar, Pangandaran tahun 2018 langsung memutuskan Ana mengajak menikah. Ibunya awal-awal tidak bilang jika Ana mau menikah dengan saya," ucapnya.

Ana Menolak Pesta

Emen sendiri sempat menawarkan pesta hajatan dan pakaian pengantin. Menurut Emen, Ana menolak pesta dan memilih memakai busana sederhana berwarna putih, tanpa tenda biru dan resepsi.

"Alhamdulillah semuanya lancar dan kami resmi menjadi suami-istri, walaupun saat itu derasnya air mata dirasakan Ana," kata Emen.

Emen mengatakan selama dua bulan menikah tidak tidur serumah. Tapi hal itu bukan masalah bagi Emen.

"Saya bahkan menawarkan kepada Ana jika tidak apa-apa meskipun tak ke rumah. Bahkan kalau tidak jadi rumah tangga pun saya ikhlas," ucap Emen.

Kendati demikian, kata Emen, memasuki usia pernikahan yang ketiga bulan, Ana mulai sering ke rumah. Tapi saat itu keduanya tidak tidur bersama. Ana tidur di kasur dan Emen di kursi.

Seiring berjalannya waktu, pada 2020 Emen mencoba mencalonkan diri kembali sebagai kepala desa. Namun apa daya, kemenangan tidak berpihak kepadanya.

"Saya habis uang dan harta karena mencalonkan diri sebagai kades, saat itu sudah menikah dengan Ana," jelasnya.

Ana mengatakan suaminya sempat drop dan stres karena mencalonkan diri sebagai kepala desa gagal. Akan tetapi, justru titik itulah yang membuat kehidupan Ana dan Emen berubah. Ana mulai bisa menerima Emen sebagai suaminya.

"Awal saya menerima Emen itu setelah saya shalat Subuh dan Emen pulang dari masjid. Saat itu saya berpikir sudah menjadi istri yang tidak baik, kemudian saya minta maaf dan bersimpuh di hadapan Emen. Subuh itu semuanya berubah," kata Ana.

Singkat cerita, pada 2021 Ana mengajak Emen membuat kanal YouTube. Menurut Ana, Emen sempat menolak karena dianggap aneh dan tak yakin YouTube bisa menghasilkan uang. Namun langkah yang dimulai Ana itu menuai hasil manis.

Konten YouTube yang dibuat Ana dan Emen lebih banyak menggamarkan soal keseharian mereka. Hal itu menarik perhatian tersendiri sehingga pada akhirnya bisa mendatangkan cuan.

"Baru saja sebulan berlalu membuat YouTube dengan nama Ana Amalia, subscriber bertambah menjadi 12 ribu. Konten soal kesaharian mendapatkan ratusan ribu penonton," kata Ana.

"Gaji pertama saat itu Rp 500 ribu, kemudian bulan selanjutnya mencapai Rp 23 juta. Wah saya sangat bersyukur" ucapnya.

Ana mengatakan ikhlas menerima kenyataan ternyata membuka pintu keberkahaan yang tak terhingga. Ia bahkan menegaskan jika menikah dengan Emen bukan karena harta.

Justru sebaliknya, ia menemani Emen dalam masa terpuruk. Bahkan kini keduanya bisa mendapatkan harta dengan kolaborasi bersama.

"Jadi kalau di luaran banyak yang bilang saya menikah karena harta, tidak sama sekali. Selama pernikahan di usia 5 tahun ini kami mencari uang dari ngonten," katanya.

Halaman 2 dari 2
(yum/orb)


Hide Ads